RAKYATCIREBON.ID-Selain dampak kesehatan, virus corona juga berimbas pada sektor ekonomi termasuk sektor usaha pariwisata, hotel dan restoran. Dampak terburuk dari ini adalah gelombang PHK besar – besaran.
Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Herman Muhtar mengatakan, pihaknya baru akan mengumpulkan stakeholder usaha pariwisata Jawa Barat pada Senin esok (16/3).
“Besok kita rapatkan soal ini,” kata Herman pada Kantor Berita RMOLJabar, Minggu (15/3).
Lanjut Herman, rata – rata penurunan okupansi (tingkat hunian) hotel di Jawa Barat mencapai 20 persen.
“Rata – rata 20 persen, merata se Jawa Barat,” ujarnya.
Langkah – langkah antisipasi yang dilakukan mengatasi hal ini adalah mengalihkan biaya promosi luar negeri ke promosi dalam negeri.
“Tapi ini harus dipercepat, karena mengalihkan anggaran juga tidak gampang,” ucap Herman.
Jika soal Corona ini terus berlanjut, kata Herman, dampak terburuk pasti akan terjadi. Di antaranya gelombang PHK besar – besaran.
“PHK Besar – besaran. Soal perbankan pengusaha hotel juga, itu jelas. Ada ratusan ribu orang yang bergantung hidup pada hotel dan restoran,” jelas Herman.
Apa yang disampaikan oleh Herman, juga dibenarkan oleh pelaku usaha hotel di Kota Bandung.
Budi Suprianto Wijanarko, Manajer On Duty Hotel Scarlet mengatakan, dampak dari isu Corona pada okupansi hotel sudah mulai terasa pada minggu lalu.
“Malam tadi (Sabtu 14/3) tingkat hunian hotel kita drop ke angka 50 persen. biasanya weekend sampai 85 persen. Minggu lalu juga drop di angka 77 persen,” kata Budi. (rmol)