Presiden Takut Kediri, Ini Mitosnya?

Selasa 18-02-2020,08:21 WIB

RAKYATCIREBON.ID-Pernyataan Sekretaris Kabinet Pramono Anung Sabtu lalu (15/2/2020), yang mengaku melarang Presiden Jokowi berkunjung ke Kediri karena takut bakal dilengserkan seperti Gus Dur, sontak menjadi perhatian publik. Sejurus kemudian, trending topic #JokowiTakutKediri pun melejit di Twitter.

Sebagaimana diketahui, sejauh ini Indonesia sudah punya tujuh presiden. Di antara tujuh tujuh presiden, ada beberapa Presiden RI yang mengakhiri masa jabatannya melalui gonjang-ganjing politik. Sebut saja Abdurrahman Wahid (Gus Dur), bahkan Sukarno dan Soeharto juga demikian.

Mitos berkembang, siapa saja Presiden RI yang mengunjungi Kediri, dia bakal lengser. Pokoknya, Kediri adalah kota angker bagi kunjungan presiden. Bagaimana bisa begitu? Tidak ada jawaban logis, namanya juga mitos.

Abdurrahman Wahid atau Gus Dur (Presiden RI 1999-2001) tercatat pernah mengunjungi Kediri saat masih menjabat presiden. Kala itu, Gus Dur membuka Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) di Lirboyo, Kediri, 21 November 1999. Gus Dur lengser pada 2001, sebelum periode masa jabatannya habis.

Mitos juga menyebut Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie (Presiden RI 1998-1999) juga mengunjungi Kediri dan lengser tiga bulan setelahnya. Meski, Habibie lengser secara normal, karena berakhir dan tidak ikut kontestasi pencapresan 1999.

Dalam riwayat Babat Kadhiri memang disebut adanya kutukan kerajaan Kediri tatkala terlibat dalam peperangan dengan musuh.

Bunyinya: “Jika pasukan Kediri menyerang musuh di daerah lawan lebih dulu akan selalu memenangkan pertempuran, akan tetapi sebaliknya jika musuh langsung menyerang ke pusat kerajaan Kediri lebih dulu maka musuh itu akan selalu berhasil memperoleh kemenangan yang gemilang.”

Barangkali karena kutukan itulah konon para Presiden RI selalu menghindari untuk singgah ke kota Kediri dalam setiap perjalanan di wilayah Jawa Timur.

Ada yang menafsirkan, tatkala presiden berani singgah ke Kediri, maka posisi mereka bakal mudah diserang oleh musuh atau lawan politiknya

Sementara versi lain berpendapat tentang ‘wingitnya’ Kota Kediri dibandingkan kota lain di Indonesia bagi penguasa nusantara.

Salah satunya adalah akibat kutukan Kartikea Singha suami Ratu Shima yang juga penguasa Kerajaan Kalingga (pra Mataram Hindu abad ke-6) di Keling Kepung Kabupaten Kediri.

“Kutukannya cukup jelas, siapa kepala negara yang tidak suci benar masuk wilayah Kota Kediri maka dia akan jatuh,” jelas Kiai Ngabehi Agus Sunyoto, budayawan penulis Atlas Walisongo.

Dijelaskan pria yang akrab disapa Mas Agus itu, pada masa pemerintahan Kartikea Singha, sebagai kepala negara dia menyusun kitab tentang hukum pidana pertama di nusantara yang diberi nama Kalingga Darmasastra yang terdiri dari 119 pasal.

“Ini sangat tergantung kepada keyakinan sebenarnya untuk masuk wilayah Daha (Kota Kediri), namun sebagian besar tidak berani masuk wilayah Kota Kediri,” tambahnya.

Mitos itu sebenarnya sudah nyaris patah pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY (Presiden RI 2004-2014). SBY tak ragu-ragu “menabrak” mitos itu. Tapi banyak yang percaya SBY punya trik.

Tags :
Kategori :

Terkait