RAKYATCIREBON.ID-Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat (Disnakertrans Jabar) menggagas pembentukan Big Data Ketenagakerjaan sebagai upaya untuk menjawab kebutuhan akan data-data terkini terkait ketenagakerjaan di Provinsi Jabar.
\"Nah saatnya kita bangun data ketenagakerjaan sehingga data ini bisa dijadikan sebuah ukuran,\" kata Kadisnakertrans Jabar Mochamad Ade Afriandi seusai membuka Bursa Kerja 2019 Festival Milenial di Gedung Disnakertrans Jabar Jalan Soekarno Hatta 532 Kota Bandung, Rabu.
Ade mengatakan ketika publik disuguhkan informasi tentang pengangguran dan informasi tentang tingkat pengangguran tertinggi paling besar disumbang lulusan SMK, semua pihak bereaksi.
\"Saat kita berbicara pengangguran tertinggi, itu semua jadi bereaksi. Cuma meminta pemerintah menjawab kenapa. Kemudian ketika ada data pengangguran disumbang paling tinggi oleh SMK, semua akhirnya beraksi dan bertanya lagi sama pemerintah. Sehingga kita harus membangun atau membentuk sebuah big data,\" kata dia.
Big data ketenagakerjaan, lanjut Ade, juga akan membahas tentang minat generasi muda terhadap dunia pendidikan sehingga pelatihan kerja semacam apa yang harus digelar oleh dinas agar sesuai dengan minat mereka.
\"Kemudin nanti lapangan kerja juga menjadi bagian dalam mempertemukan kebutuhan pencari kerja dan industri. Tentunya itu diperlukan data yang besar, menyeluruh, berupa big data ketenagakerjaan,\" kata dia.
Ketika ditanyakan apakah pembentukan big data ketenagakerjaan ini akan menggandeng start up di Jabar, Ade menuturkan hal tersebut bisa saja dilakukan.
Namun, lanjut dia, pembentukan big data ketenagakerjaan itu sangat erat kaitannya dengan rencana pihaknya membangun Jabar Migrant Service Center di Kota Bandung.
\"Jadi migran di sini bukan hanya untuk pekerja ke luar negeri tapi juga dari Jabar ke luar Provinsi Jabar. Saat ini kami sedang fokus terkait IMB Gedung Jabar Migrant Service Center karena sudah lima tahun ini belum selesai,\" ujar dia.
Big data atau mahadata merupakan himpunan data dalam jumlah besar dan tak terstruktur sehingga menjadikannya sukar ditangani apabila hanya menggunakan perkakas manajemen basis data biasa atau aplikasi pemroses data tradisional belaka. (Antara)