RAKYATCIREBON.ID - Pengunaan gadget pada anak tanpa batas waktu menimbulkan sejumlah resiko. Fokus anak pada pelajaran akan terganggu. Bahkan bisa menimbulkan ketergantungan. Sejumlah resiko itu sudah nyata ada dan mengamcam keselamatan anak.
Menyadari besarnya resiko penggunaan gadget pada anak, Pusat Studi Gender dan Anak Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Syekh Nurjati menggelar Seminar Sehari Bahaya Ketergantungan Gadget dan Game Online bagi Anak/Remaja, Senin (25/11) di aula rektorat kampus setempat.
Ketua Penitia, H Syaeful Bahri SE MSi mengatakan, seminar tersebut diikuti 120 guru TK-SMP, mahasiswa calon guru dan aktivis perempuan dan anak se Kota dan Kabupaten Cirebon. Mereka dibekali pemahaman mengenai dampak negatif penggunaan gadget pada anak serta penanganannya oleh dua narasumber kompeten.
Keduanya yakni Asdep Pemenuhan Hak Pendidikan Anak pada Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dra Evi Hendrani dan Kepala Seksi Pengembangan Ekosistem E-Government Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kota Cirebon, Dodi Solihudin ST MT.
“Seminar ini diperlukan untuk membangun kesadaran secara terus menerus. Bagaimana selayaknya menggunakan gadget secara cerdas dan bertanggung jawab. Orang tua sebagai pengendali internal dan guru adalah pengendali eksternal yang secara ruang dan waktu lebih memiliki kebersamaan dengan anak,” ungkapnya kepada Rakyat Cirebon.
Sementara itu, Kepala LP2M, Dr Ahmad Yani MAg menjelaskan pembatasan penggunaan gadger pada anak dapat dilakukan dengan melihat usia anak. Usia 0-4 tahun tidak disarankan menggunakan gadget. Jikapun terpaksa, maka penggunaannya harus diawasi orang tua.
Sementara untuk usia SD penggunaan gadget sebaiknya tidak lebih dari 40 menit dalam sehari dan diawasi orang tua. Sedangkan untuk anak SMP 60 menit saja dan diawasi orang tua.
Yani mengatakan, untuk mendukung penggunaan gadget pada anak sesuai usianya dibutuhkan aktivitas pengganti agar anak tidak merengek. Misalnya dengan mengajak anak berkegiatan fisik. Jikapun harus dengan gadget maka kontennya harus dialihkan semisal menonton video islami atau konten lain yang mendukung potensi dan tumbuh kembang anak.
\"Outputnya adalah memberikan rekomendasi agar para pendidik dan orang tua bisa memberikan perlindungan kepada anak dari ketergantungan gadget dan game online dengan tidak memberikan gadget online sebagai cara agar anak tidak merepotkan. Dengan kata lain ada aturan main yang tegas agar para peserta didik tidak tergantung pada game online dan gadget,\" tukas dia. (wan)