RAKYATCIREBON.CO.ID - Pemilihan kepala daerah dan gubernur serentak tinggal beberapa bulan lagi. Ironisnya, masih banyak warga yang tidak mengetahui akan ada pesta demokrasi pada pertengahan 2018. Alasannya, tidak pernah ada sosialisasi Pilkada ke masyarakat.
“Saya tidak tahu kalau bakal ada pemilihan kepala daerah apalagi serentak. Karena, kami belum pernah mendapatkan sosialisasi dari pemerintah,” ujar Irma Aprilianti, mahasiswi di Majalengka, Selasa (20/2).
Kendati banyak sepanduk para bakal calon bupati yang terpampang di beberapa sudut, masih banyak masyarakat yang tidak tahu soal adanya Pilkada.
Padahal, kata dia, perhelatan pesta demokrasi itu sudah diambang pintu. Namun, beberapa masyarakat masih ada yang tidak tahu dengan pasangan calon.
Ia mengharapkan, ada sosialisasi tatap muka dengan masyarakat wajib pilih dari KPU atau pihak penyelenggara Pilkada lainnya
\"Sangat disayangkan, kalau masyarakat sampai tidak tahun dengan pasangan calon. Karena kondisi itu akan menimbulkan golongan putih (tidak ikut memilih pasangan calon, red). Kalau bisa pihak penyelenggara tidak hanya memajang gambar pasangan calon. Namun, juga melakukan sosialisasi dengan cara lainnya kepada masyarakat wajib pilih,\" sebutnya.
Hal senada juga diungkapkan warga Majalengka lainnya Risman. Ia meminta kepada pihak penyelenggara bisa memberikan sosialisasi kepada pemilih pemula dengan maksimal.
\"Kami dari pemilih pemula sangat membutuhkan sosialisasi dari pihak penyelenggara. Sehingga bisa menyalurkan hal pilih dengan baik,\" katanya.
Sementara itu, bakal calon bupati Majalengka, Maman Imanulhaq mengaku, prihatin masih banyak warga yang belum tahu tahapan Pilkada. Formalis ucapan maupun statement, penyelenggara pilkada sudah cukup bagus. Namun perlu diimplementasikan dalam kenyataannya.
“Tidak hanya formal ucapan penyelenggara juga harus diimplementasikan dalam pelaksanaannya. Karena sosialisasi ini sangat penting. Agar warga tahu bahwa pada 27 Juni nanti ada pencoblosan Pilkada. Banyak warga yang belum tahu, ada yang tahu tapi tidak hafal tanggalnya,” kata Maman.
Menurutnya, sukses tidaknya pilkada ditentukan oleh tingkat masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pilkada tersebut.
Pihaknya berharap kepada media sebagai pilar ke empat demokrasi untuk terus mengedukasi masyarakat terkait informasi pilkada.
Ia juga belum mendengar pernyataan resmi dari ormas-ormas keagamaan seperti NU, PUI, Muhammadiyah dan lainnya tentang respon mereka terhadap pelaksanaan pilkada ini.
“Sampai hari ini belum kedengaran, jujur saja saya berharap rekan-rekan media untuk terus mendorong ormas-ormas keagamaan dan pemuda untuk mengkampanyekan pilkada 27 Juni,” imbuhnya.(hsn)