TGB Akui Banyak yang Mendorong Ikut Pilpres

Sabtu 03-02-2018,02:20 WIB


RAKYATCIREBON.CO.ID -Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), DR H Muhammad Zainul Majdi sedang berada di Cirebon, sejak kemarin (2/2) hingga hari ini. Pria yang populer dengan sebutan Tuan Guru Bajang (TGB) itu mengaku ingin menebar persaudaran di tengah kondisi Indonesia yang sedang sensitif soal Keindonesiaan  dan Keislaman.

“Silaturahmi, menebar persaudaraan, dan saling mengingatkan untuk selalu menjaga NKRI. Selain itu karena Cirebon banyak teman sesama alumni Al Azhar Kairo,” ujar TGB, saat mengisi talkshow “Dialog Khusus” di Radar Cirebon Televisi (RCTV), kemarin (2/2).

Kedatangannya ke Graha Pena Radar Cirebon ditemani oleh sahabatnya sesama alumni Al Azhar,  yakni owner travel Haji dan Umrah Salam Tour Dede Muharam Lc, dan Rois Suriah PCNU Kabupaten Cirebon yang juga pengasuh Ponpes Buntet Pesantren, KH Wawan Arwani.

Namun TGB tidak menampik, jika banyak dorongan dan harapan dari masyarakat kepada dirinya untuk ikut kontestasi Pilpres. \"Saya syukuri ada kepercayaan dari masyarakat untuk maju menjadi presiden, ikut kontestasi itu kan suatu yang baik. Tapi ini sangat dinamis, saya berharap yang terbaik saja,\" jawabnya.

Menurut TGB, saat ini di Indonesia ada kegelisahan dan ketidaknyamanan yang akhir-akhir ini dirasakan, ada rakyat Indonesia aspirasi tidak terakomodir.

Bagi TGB, tugas sebagai anak bangsa saat ini untuk meningkatkan optimisme. Caranya dengan menyebarkan nilai persaudaraan dan kecintaan.

Seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW saat hijrah dari Mekkah ke Madinah. Untuk membangkitkan optimisme itu, Nabi mempersaudarakan antara kaum Ansor dan Muhajirin.

Menurut TGB,   Alquran bahkan berulangkali mengajak optimisme dalam kehidupan orang yang beriman. Optimisme yang memiliki arti berharap dan gembira terhadap apa yang diyakini.

Dengan rasa persaudaraan dan rasa cinta ini, optimisme bisa berubah menjadi keyakinan dan kenyataan.

Pria yang menjabat gubernur NTB dua periode itu, sempat memberikan studium general di Aula RKA Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Dia menyampaikan keislaman dan keindonesiaan itu tidak boleh dipertentangkan dalam tataran konsep.

Menurutnya, agenda keumatan harus menyatu dengan agenda kebangsaan. Begitu pula sebaliknya. Seperti halnya, dalam hal pembanguan sosial mengenai angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi di Indonesia.

\"Apa iya agama tidak punya kepedulian terhadap itu. Artinya agenda kebangsaan ini menjadi agenda agama juga,\" jelasnya.

Maka dari itu, masyarakat harus sepakat keindonesia dan keagamaan tidak perlu dipertentangakan. Cara pandang ini, yang dia coba terapkan dalam membangun provinsi di timur Indonesia, Nusa Tenggara Barat.

TGB juga sempat  memberikan khutbah shalat Jumat di Masjid Raya Attaqwa. Dia banyak menyampaikan optimisme kepada umat, dengan sesekali menceritakan contoh kisah-kisah para nabi. 

Bagi Gubernur yang juga hafiz Quran itu, Cirebon punya kedekatan tersendiri. Pria berumur 45 tahun itu, memiliki rekan-rekan dari Cirebon saat kuliah di Universitas Kairo, Mesir. Juga karena masih memiliki keturunan darah dari Cirebon. Tepatnya dari wilayah Jambe di perbatasan Cirebon-Indramayu.

Itu setelah dirinya mencoba  menelusuri asal usul keturunannya. Dia menemukan bahwa di keluarganya ada rumpun Jawa, dan ternyata itu berasal dari Cirebon. \"Cirebon sudah maju. Bagi saya ini tanah keramat, tanah leluhur keluarga saya,” katanya. (jml)
Tags :
Kategori :

Terkait