RAKYATCIREBON.CO.ID - Kondisi perekonomian yang sulit, membuat Dimas terpaksa menempati \'rumah kambing\' yang tidak layak huni. Warga dusun Wage RT 1 RW 1 desa Silihasih kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon itu hanya bisa pasrah.
Bahkan, saat wartawan koran ini mendatangi kediamannya, kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Rumah yang dihuni enam anggota keluarga itu hanya beralaskan tanah. Serta dindingnya terbuat dari anyaman bambu yang sudah keropos.
Tak hanya itu, rumahnya hanya memiliki dua ruangan, namun terpaksa harus berbagi dengan enam anggota keluarga lainnya. Diantaranya Dimas sebagai kepala keluarga, kemudian istrinya Nurlaela, tiga anaknya Nadimas, Mirnawati, Reno Wirantoni dan ibu mertuanya.
Ukuran rumah tersebut, terbilang sangat sempit untuk jumlah anggota keluarga yang ada, tentunya sangat jauh dari kata nyaman. “Saya sudah tinggal di rumah ini semenjak 2010,” ujar Dimas, ketika ditemui wartawan Rakyat Cirebon di kediamannya, Rabu (31/1).
Beruntung, saat ini, rumah tinggalnya sudah ada listrik. Karena, sebelumnya ia hanya mampu menyambung kepada tetangga. Bahkan, sempat diputus lantaran tidak sanggup untuk membayar biaya bulanan.
Hanya saja, tidak bertahan lama, karena ada yang mau memberikan pinjaman untuk memasangkan kilometer di rumahnya.
Saat ini, Dimas sudah tidak mampu lagi untuk bekerja. Lantaran, kondisi fisiknya dalam keadaan sakit.
Ia mengidap penyakit kusta. Penyakit yang kini dideritanya telah menggerogoti kedua kakinya, bahkan jari-jarinya sudah mulai menghitam.
“Sudah satu tahun, saya menderita penyakit ini. Saya pun tidak bekerja, karena kaki ini rasanya seperti ditusuk-tusuk jarum, dari jari-jari kaki juga sering keluar cairan. Sekarang yang bekerja hanya istri, itupun kalau ada yang nyuruh. Kalau kerja, per harinya hanya dapatkan Rp35 ribu saja,” kata dia.
Sementara Kuwu Desa Silihasih, Liswati melalui kasi Etbang Rozi mengaku, sudah lama mengetahui kondisi salah satu warganya. Pihaknya pun telah melakukan upaya untuk bisa memberikan bantuan. Hanya saja, belum juga mendapatkannya.
Bahkan, ketika muncul adanya program pemberian Kartu Indonesia Sehat (KIS), pihaknya telah mengajukan. Tetap saja ajuannya itu belum mendapatkan respon positif dari dinas terkait.
“Keluarga pak Dimas ini, tidak memiliki jaminan apapun. Baik KIS, KIP, atau jenis bantuan lainnya. Kami sebenarnya sudah mengajukan, hanya belum mendapatkan respon dari dinas,” terang dia.
Dirinya sangat mengaharapkan, adanya bantuan dari pemerintah. Karena untuk warganya, saat ini yang layak mendapatkan program bantuan rutilahu, kurang lebih jumlahnya mencapai 30 KK.
“Keluarga pak Dimas ini, hanya salah satu dari 30 KK yang lain yang memerlukan bantuan program rutilahu,” ucapnya.
Sebagai jajaran pemerintah di tingkat desa, ia sangat menyayangkan saat mengetahui keluarga Dimas ini tidak mendapat jaminan bantuan dari program pemerintah. Karena sebenarnya, bantuan-bantuan tersebut mestinya diberikan kepada warga yang benar-benar membutuhkannya.
“Maka, warga kami ini, memang benar-benar layak mendapatkannya. Tapi dari Dinsos melalui PKH, juga tidak dapat,” pungkasnya. (zen)