RAKYATCIREBON.CO.ID - Kesadaran masyarakat jadi faktor utama yang mencerminkan lingkungannya. Jika masyarakat acuh tak acuh, maka wajar jika lingkungan terkesan kumuh. Sebaliknya, apabila masyarakat peduli lingkungan, maka akan tercipta suasana lingkungan yang baik.
RW 09 Kesunean Selatan, Kelurahan Kasepuhan Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, adalah kampung pesisir yang dulu sempat mendapatkan label sebagai kampung kumuh. Pelan-pelan, kampung kumuh tersebut bertransformasi menjadi kampung pelangi yang belakangam viral di berbagai media soaial.
Satu sosok yang ada di balik viralnya RW 09 Kesunean Selatan sebagai Kampung Pelangi, adalah Pepep Nurhadi yang juga ketua RW 09. Ia menceritakan perjalanan panjangnya, mulai dari belajar menghadapi masyarakat yang acuh tak acuh soal penataan lingkungan.
Kemudian sedikit demi sedikit menanamkan kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan. Hingga sampai pada keberhasilan menata lingkungan dengan bukti segudang prestasi yang sudah dikantongi.
Diceritakan Pepep, pada tahun 2013 lalu pada suatu forum tingkat Kota Cirebon, tiga RW di wilayah Kesunean, termasuk RW 09 Kesunean Selatan dinobatkan sebagai kampung terkumuh yang ada di Kota Cirebon.
Kejadian tersebut lantas tak membuat dirinya patah arang. Ia jadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk membawa perubahan di kampung yang pada tahun 2008 lalu masih berbentuk laut tersebut.
\"Tahun 2013, kita dijuluki sebagai kampung terkumuh, jujur saya tersinggung. Saya langsung kumpulkan para kader, para ketua RT dan juga warga, saya katakan mulai saat ini RW 09 Kesunean Selatan harus berubah,\" ungkap Pepep mengawali ceritanya.
Dari perkumpulan itu, ada salah satu warga yang memiliki jaringan kepada salahsatu lembaga yang bergerak di bidang sosial, yakni Rumah Zakat. Dimulailah penataan dengan pemberdayaan ekonomi, dimana permodalannya disokong oleh lembaga tersebut.
Setelah berhasil di sektor ekonomi, pemberdayaan berpindah dengan memulai konsep bank sampah. Sejak didirikan hingga saat ini, bank sampah di RW 09 Kesunean Selatan telah menjadi rujukan berbagai daerah, bahkan dari lintas provinsi untuk studi banding di bidang pemberdayaan masyarakat. Selain itu, berbagai prestasi di semua tingkatan juga sudah diraihnya melalui bank sampah RW 09 Kesunean Selatan.
Pada saat booming bank sampah inilah, Pepep beserta jajarannya mulai gencar menanamkan jiwa kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya. Dari situ, berbagai kemajuan dan program baru mulai digagas, muncullah program Posyandu Remaja dan Kampung Layak Anak (KLA).
Dari situ, kesadaran lingkungan masyarakat ternyata masih jauh jika dibandingkan dengan keadaan fisik lingkungannya. Hal tersebut membuat RW 09 Kesunean Selatan menjadi titik lokasi untuk pengentasan kumuh, sehingga dibangunlah akses gang utama menuju hutan mangrove.
\"Di Kota Cirebon ini cuma di RW kita yang ada hutan mangroove mas, jadi pemerintah ingin mengembangkan itu, dimulai dengan penataan akses. Salahsatunya gang utama ini, dan kedepan katanya akan dikembangkan menjadi ekowisata mangroove,\" tutur Pepep.
Mengenai booming¬-nya RW 09 Kesunean Selatan sebagai Kampung Pelangi, itu berawal inisiatif pengurus RW dengan para remaja untuk mempercantik lingkungan. Salahsatunya adalah gang utama menuju hutan mangroove yang selesai dibangun dengan program Kotaku.
\"Awalnya kita ingin agar lingkungan ini indah mas, dan para remaja bilang bagaimana kalau dicat saja pak RW, akhirnya sekitar satu bulan yang lalu mulai lah dicat. Bahkan yang mengecat juga mereka (remaja RW 09 Kesunean Selatan, red) sendiri,\" ujar Pepep.
Dari pantauan Rakcer, di lapangan, sekilas memang tampak biasa, tapi gang utama menuju hutan mangroove sepanjang 300 meter itu cukup menyita perhatian. Bahkan tak jarang gang yang dicat berbagai warna dan gambar tersebut menjadi spot yang digunakan masyarakat yang sengaja datang untuk ber-swa foto.
Kedepan, menurut konsep dari pemerinitah yang sudah direncanakan, dijelaskan Pepep bahwa hutan mangroove yang ada di RW nya tersebut akan terus dikembangkan menjadi tempat wisata.
\"Kita sangat dibantu oleh pemerintah melalui dinas-dinas yang ada, bahkan DLH sendiri berencana akan mengembangkan hutan mengroove disini untuk menjadi kawasan wisata,\" jelas Pepep.
Meskipun rencana yang sudah disiapkan begitu cemerlang, namun ditambahkan Pepep ia bersama warga tidak mau terlalu berharap. Menurutnya, biarlah konsep yang sudah disiapkan menjadi PR mereka untuk diselesaikan.
Sementara, Pepep beserta para warga akan terus melakukan perubahan di tingkat bawah, yakni di RW 09 Kesunean Selatan, sehingga orang-orang yang dulu men-cap RW tersebut sebagai kampung kumuh merasa menyesal.
\"Katanya pembangunan dan pengembangan hutan mangroove ini akan terus dilakukan sampai 2021, mudah-mudahan bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Dan saya akan terus bersama masyarakat memberikan yang terbaik untuk RW 09 Kesunean Selatan,\" kata ketua RW yang sudah menjabat selama tiga periode tersebut. (sep)