CIREBON - Memiliki rumah berdekatan dengan jalan raya, tanpa dilengkapi dengan kontruksi bangunan yang memadai, dapat membahayakan pemilik rumah.
Seperti terjadi pada rumah milik pasangan suami istri Daswan dan Saniah, warga Blok Wage RT/RW 1/7 Desa Jepura Lor, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon yang rumahnya roboh tanpa sebab pasti, dan hanya meninggalkan puing-puing bangunan.
Diakui Saniah, kontruksi rumahnya tidak dipasang dengan besi. Sementara, lokasinya berada dekat dengan jalan. Setiap hari lalulalang kendaraan membawa beban berat, sehingga pada saat lewat, seringkali ada goncangan kecil. Apalagi ketika goyangan terjadi dengan durasi cukup lama, dampaknya baru dirasakan.
Puncaknya pada Kamis siang (30/11) lalu, atap dan dinding rumahnya roboh tanpa sebab. “Rumah nggak ada besinya, sementara lokasinya dekat jalan, tiap hari mobil bawa beban berat sering lewat, kalau lewat, seperti ada goncangan kecil sampai ke rumah, puncaknya tadi siang, rumah ambruk,” terang Saniah, ke Rakyat Cirebon, kemarin.
Saat terjadi, dirinya mengaku sedang berada dalam rumah bersama suami dan kedua anaknya. Saat itu, di luar gerimis sejak pagi hari. Menjelang Dzuhur, tiba-tiba atap genteng dan dinding berjatuhan mengenai kepala, dan tangan penghuni rumah.
“Saya, dua anak saya dan suami di dalam rumah, sedang nonton televise. Karena hujan rintik-rintik dari pagi, jadi suami nggak kerja. Saya gendong si kacung, suami sedang nonton televisi. Rumah ambruk sekaligus, mau keluar juga susah,” ujarnya.
Kejadian yang tidak berlangsung lama itu sontak menjadi perhatian warga. Pasalnya, warga mendengar bunyi “braak” yang terjadi di siang hari. Masriah tetangga korban, usai mendengar bunyi itu, mengaku langsung keluar rumah dan langsung melihat asal bunyi tersebut.
Saat mengetahui rumah tetangganya sudah tidak berbentuk lagi, Masriah langsung mengecek pemiliknya. “Tadi saya lihat anaknya si Raihan, kepalanya luka, anak yang paling kecil, tangannya lecet, dan kedua orang tuanya nampak sudah belepotan oleh debu tembok,” paparnya.
Menurut Masriah, penyebabnya belum diketahui pasti, apakah karena sehari sebelumnya ada puting beliung yang menyerang rumah tetangga desa, atau karena konstruksi rumah yang tidak dilengkapi dengan besi.
Karena, pada saat terjadinya, tidak ada angin kencang, dan ada hujan pun tidak sampai deras. “Pokoknya tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba rumah roboh aja, yang ambruk tadi kelihatannya ruang tamu dan kamar,” akunya.
Kejadian tersebut sangat memprihatinkan. Karena rumah satu-satunya harus hilang tanpa sebab. Sebagai tetangga, ia mengaku mengharapkan ada uluran bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban keluarga korban. (zen)