ASTANAJAPURA - Keracunan yang menimpa siswa SD, terus bermunculan. Usai melanda siswa SDN 1 Muara Kecamatan Suranenggala, baru-baru ini terjadi kasus serupa menimpa siswa SDN 2 Slangit Kecamatan Kelangenen.
Atas dasar itu, Istri Bupati Cirebon, Hj Wahyu Tjiptaningsih menegaskan, manakala telah mendesak, maka bisa dibentuk satgas pangan. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menanggulangi terjadinya kejadian serupa dimasa mendatang.
“Kami turut perihatin, ketika telah mendesak, maka perlu dibentuk adanya Satgas,” ucap Ketua TP PKK Kabupaten Cirebon itu kesejumlah awak media, usai menghadiri Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Puskesmas Astanajapura, Kamis (9/11).
Satgas pangan tersebut, diambil dari lintas sektoral, karena dalam hal ini menimpa pada siswa, maka diperlukan kesepahaman antara Dinas Kesehatan dengan Dinas Pendidikan. “Manakala dibentuk sekalipun, maka satgas tersebut nanti merupakan gabungan salah satunya dari Dinkes dan Disdik,” tegasnya.
Menurutnya, pemerintah, memiliki tanggungjawab untuk memberikan edukasi kepada anak, agar kejadian tersebut tidak sampai terulang lagi. Selain itu, orang tua pun memiliki tanggungjawab yang sama, agar tidak memberikan keluasan kepada anak untuk jajan sembarangan. Maka salah satu caranya terang dia, dengan selalu memberikan sangu atau bekal dari rumah.
“Karena bekal tersebut, dimasak oleh ibunya sendiri, jadi akan terhindar dari jajanan yang mengandung bahan-bahan yang kita sendiri tidak mengetahuinya, dan bisa berdampak buruk bagi kesehatan anak,” paparnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Cirebon Hj Eni Suhaeni mengaku untuk Dinas Kesehatan yang kini diamanatkan kepadanya telah memiliki jejaring, yaitu puskesmas yang didalamnya terdapat sejumlah tenaga kerja.
“Diantaranya ada petugas kesling, kegiatan yang dilakukannya memberikan sosialisasi kepada sekolah bahkan lingkungan keluarga.” katanya.
Ketika orang tua telah menjaga dengan menyuguhkan makanan yang sehat usai diberikan pemahaman kesehatan, tetapi ketika terbawa oleh teman-temannya menjadi leburlah semuanya. Karena terang dia, si anak itu seringkali terpengaruh oleh teman-temannya, akhirnya membeli juga makanan maupun jajanan diluaran.
Semua ini katanya, memang bukan semata merupakan menjadi kewajiban Dinas Kesehatan saja, tetapi semua elemen, termasuk didalamnya adalah orang tua sendiri.
Sementara, untuk semple jajanan yang telah dikirimkan beberapa hari yang lalu itu, diakuinya sejauh ini belum keluar hasilnya. “Kita akan menunggu sampai keluar hasilnya nanti,” katanya.
Hanya saja, meskipun hasil semplenya belum keluar, ia mengingatkan untuk berhati-hati dengan makanan yang berwarna mencolok. (zen)