KEDAWUNG – Ratusan masyarakat Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, antusias nonton bareng film dokumenter penghianatan G30S PKI. Pemutaran film yang berdurasi kurang lebih 4 jam tersebut dilakukan sejak pukul 19.00 WiB sampai selesai di Balai Desa Tuk, awal pekan lalu.
Kuwu Tuk, Paturohim, kepada Rakyat Cirebon mengatakan, pemutaran film G30S-PKI ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya generasi muda terhadap sejarah yang pernah ada di Indonesia.
“Dengan tanyangan ini juga kami berharap, agar masyarakat tidak mudah terpengaruh terhadap tren yang bertolak belakang dengan haluan Negara. Pemutaran film ini diharapkan bisa mengambil pelajaran yang nanti diterapkan kepada mereka yang menonton,” kata Paturohim.
Dikatakan Paturohim, film yang disaksikan bersama masyarakatnya itu banyak mengandung pelajaran dan pesan moral, dimana PKI pernah menjadi lakon dari peristiwa berdarah sampai menyebabkan matinya 7 jenderal.
“Peristiwa tersebut patut untuk diingat, agar generasi muda memahami betul kenapa sampai tidak diperbolehkannya PKI kembali hadir di Indonesia,” tegas Paturohim.
Pada penayangan filem tersebut bukan hanya disaksikan oleh pemuda desa saja, tetapi hadir pula muspika Kecamatan Kedawung, dan para kuwu tetangga desa. Para tokoh masyarakat desa bahkan warga dari Kecamatan Tengah tani ikut hadir meramaikan acara nobar film ini.
Sementara itu, Sekertaris Desa Tuk, Suwarno juga menyampaikan, dalam pemutaran filem bersejarah tersebut, selain sebagai pembelajaran sejarah bagai warga juga mengandung banyak manfaat lain, diantaranya mempererat silaturahim antar warga.
“Nobar inikan diikuti banyak masyarakat, sangat jarang masyarakat bisa kumpul dalam satu acara. Dan ini bisa dimanfaatkan pihak desa untuk melakukan kominkasi baik dengan masyarakat, dan masyarakat juga bisa mempererat tali kekeluargaan,” kata Suwarno.
Suwarno mengatakan, antusias masyarakat juga sangat bagus, terutama pemuda yang memang penasaran dengan film teragedi penghianatan PKI tahun 1965 tersebut.
“Karena memang untuk pemuda tidak banyak yang sudah menyaksikan film ini, karena waktu itu film ini sering ditayangkan pada tahun 1980 an, mereka belum lahir,” ujarnya. (dym)