MAJALENGKA - Sejumlah sumur di desa Cisambeng kecamatan Palasah kabupaten Majalengka makin mengering. Selain warga, beberapa pengusaha tahu dan tempe juga mulai kebingungan ketika butuh air yang banyak.
Bahkan, para perajin tahu tersebut terpaksa mengangkut air menggunakan bejana besar agar tetap berproduksi.
Salah seorang pekerja di pabrik tahu, Enri mengatakan, setiap pagi dirinya harus memancing air melalui mesin pompa air sumur di dekat pabrik tahu.
Hal itu sudah dilakukannya sejak seminggu yang lalu. Mengingat, air sumur gali kini makin menyusut dan sulit disedot, karena airnya mulai menghilang.
\"Agar airnya bisa keluar, kami harus dipancing dulu hingga ember,\" ungkap Erni kepada Rakyat Majalengka, Kamis (21/9).
Menurutnya, kondisi tersebut jika terus berlangsung akan sangat menghmabat produksi tahu. Sebagian yang punya modal besar dan punya kendaraan serta bejana besar, memilih mencari sumber air di wilayah kecamatan tetangga untuk bisa mencukupi kebutuhan air untuk produksi tahu.
\"Yang lain ada juga yang mencari air di wilayah lain. Caranya dengan menjemput air menggunakan bejana besar dan diangkut ke mobil. Karena, sumur gali paling bisa disedot pada pagi hari saja, kalau sudah siang susah dapat air,\" katanya.
Hal senada diungkapkan pengusaha tahu, Zakaria. Ia menuturkan, musim kemarau tahun ini hampir sama dengan musim-musim kemarau tahun sebelumnya. Para pengusaha meeasa terhambat memproduksi tahu dan tempe. Mengingat pada proses pembuatan tahu diperlukan lebih banyak air.
\"Produksi tahu itu harus menggunakan suplai air yang banyak. Makanya, kalau air sumur sudah sulit untuk disedot, produksi tahu dan tempe terhambat. Bahkan, perajin lain sudah mencari air ke wilayah lain, menggunakan mobil dan bejana besar,\" pungkasnya. (hrd)