LEMAHWUNGKUK - Desainer kriya lokal didorong lebih kreatif dalam menciptakan karya. Upaya tersebut dilakukan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) Indonesia bekerja sama dengan Himpunan Desainer Mebel Indonesia (HDMI) dalam program Futurecraft Indonesia yang dilaksanakan di Cirebon (28-30/8).
Direktur Bidang Riset Edukasi dan Pengembangan BEKRAF, Dr Ir Wawan Rusiawan MM menjelaskan, kegiatan salah satu upaya meningkatkan daya jual kriya designer lokal ialah dengan menciptakan desain – desain yang baru dan futuristik.
Oleh karena itu, kata dia, ajang Futurecraft bisa menjadi jembatan bagi designer lokal untuk mengembangkan kemampuan di bidang desain kriya dan mebel agar produk yang diciptakan tidak saja diminati pasal nasional, tapi menarik perhatian pasar global.
“Kami bekerja sama dengan HDMI ingin mencoba menyusun dokumen bagaimana kriya ke depan seperti apa. Tentu saja kami ingin melaksanakan kegiatan ini di kota – kota yang memiliki potensi cukup tinggi,” jelas Wawan usai membukaan Futurecraft di Bangsal Pagelaran Keraton Kasepuhan, kemarin.
Ia berharap, pelatihan yang dilakukan di tempat – tempat ikonik dengan karakter etnik yang kuat memunculkan kreativitas. Serta imajinasi bagi para peserta yang terdiri dari professional desainer dan kalangan akademisi desain dalam menciptakan desain kriya.
Dengan begitu, kata Wawan, desain kriya di masa depan lebih banyak mengangkat budaya lokal dengan karakter masing – masing di setiap daerah. Cirebon di pilih, salah satunya mempunyai kekuatan karakter desain yang khas.
“Outpunya, ini kan Futurecraft. Kami berharap akan terdokumentasi kira – kira desain – desain masa depan itu seperti apa. Tentunya ini akan menjadi inspirasi dan pembelajaran untuk para desainer agar bisa menyiapkan itu pada saat dia ingin bertarung di tingkat global,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Umum HDMI, Bambang Kartono menambahkan, hadirnya program Futurecraf juga bertujuan untuk memecah kebuntuan desain. Desain harus berkembang dan dinamis.
“Yang diharapkan adalah mendapatkan desain – desain baru yang bisa diterima pasar, dinikmati konsumen. Saya sangat setuju, kebutuhan pasar ialah pasar kita sendiri. Selanjutnya ekspor. Kemudian desain – desain yang memberikan prepektif baru. Mulai dari ekspresif sampai ke market,” ujarnya.
Menurutnya, program Futurecraft di Cirebon akan dilangsungkan selama tiga hari. Di hari pertama, peserta akan diberi pembakalan tentang teknis kegiatan. Di hari kedua, peserta akan melakukan kunjungan lapangan ke pusat – pusat produksi kerajinan di Cirebon.
“Hari ketiga ada narsumber yang berkitan dengan market, disain dan teknis produksi. Kemudian akan melakukan pengembangan desain, yang tentunya memulai dari inside Cirebon. Mulai dari budayanya, potensi craft-nya di Cirebon. Ada rotan, gerabah dan materialnya. Ini yang menjadi modal para peserta untuk mengembangkan desain – desainnya,” tutup Bambang. (wan)