CIREBON - Akibat gagal panen, ratusan masyarakat di Desa Picungpugur, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, mengadakan acara Babarik (sedekah bumi), kemarin. Acara tersebut merupakan kali pertama setelah selama 30 tahun masyarakat setempat tidak lagi menggelarnya.
Maka, ketika dilaksanakan, masyarakat menyambutnya dengan antusias. Bahkan warga mengarak hasil bumi, dimulai dari halaman balai desa menuju lapangan desa setempat.
Kuwu Desa Picungpugur, Suryani mengatakan, masyarakat desanya kini baru menggelar kembali setelah selama 30 tahun acara sedekah bumi tak dilaksanakan.
Maka, ketika masyarakat mengeluhkan gagal panen yang terus berkelanjutan, masyarakat bersama pemerintah desa bermusyawarah untuk melaksanakan Babarik lagi.
“Sebetulnya, sudah menjadi adat masyarakat kami. Hanya saja kurang lebih 30 tahun lamanya, ditinggalkan, dan ini kita adakan lagi,” ucapnya ke sejumlah awak media, kemarin.
Melalui pelaksanaan sedekah bumi serta doa bersama diharapkan bisa mengangkat kesulitan yang menimpa masyarakat desa. Sehingga kedepan, masyarakat diberikan keberkahan rizki dan kesuburan tanah yang menjadi sarana penduduk desa mengadukan nasibnya.
“Mudah-mudahan Allah SWT mengangkat kesulitan masyarakat kami, terutama para petani yang sudah mengalami gagal panen dan peternak kambing yang saat ini sudah kesulitan mencari rumput untuk pakan,” ucapnya.
Suryani menjelaskan, tahun ini para petani mengalami gagal panen. Dalam satu hektarnya, para petani hanya mampu menghasilkan dua kwintal padi.
Semua itu dikarenakan hama yang menyerang tanaman. Begitu juga peternak kambing yang kesulitan mendapatkan pakan, padahal sebentar lagi perayaan Idul Adha. Tentunya, saat yang tepat bagi peternak kambing untuk meraup keuntungan.
\"Marilah kita semua memanjatkan doa kepada yang kuasa, agar desa ini terbebas dari marabahaya. Dan semoga Allah SWT mengganti kesusahan masyarakat dengan kebahagiaan yang berlimpat ganda,\" ajak Suryani.
Sementara Maryati (57) warga sekitar yang turut serta mengikuti pelaksanaan Babarik mengaku ada yang beda dalam pelaksanaan kali ini. Karena seingatnya terang dia, ketika masih sering dilaksanakan bukanlah di lapangan desa, melainkan di halaman Balaidesa.
“Tetapi mudah-mudahan tidak mengurangi nilai dari ungkapan syukuran permohonan limpahan rizki,” ucapnya sambil tersenyum. (zen)