KAPETAKAN – Ribuan hektare sawah di tiga kecamatan seperti Panguragan, Kepatakan dan Surenanggala Kabupaten Cirebon, terancam gagal panen. Hal tersebut dikarenakan pada musim kemarau sekarang, petani wilayah tersebut kesulitan mendapatkan air.
Sedangkan hampir seluruh lahan pertanian di tiga wilayah tersebut merupakan lahan tada hujan, sehingga sangat sulit mendapatkan air jika tidak terjadi hujan.
Kuwu Lemahtamba, Kecamatan Panguragan, H Kusnan saat ditemui di kantornya, Selasa (15/8) mengatakan hampir 50 persen area persawahan di desanya ini sudah mengalami kekeringan. Ini terlihat dari mulai pecah nya tanah di areal persawahan.
“Dari kurang lebih 200 hektar lahan sawah di desa kami, yang kondisinya masih lumayan bagus itu hanya sekitar 40 hektar saja, yang lain atau 60 persen sudah dipastikan gagal panen, ini karena kurangnya pasokan air untuk lahan pesawahan,” ujar Kusnan.
Lebih lanjut Kusnan juga menjelaskan dari 40 hektar padi yang diperkirakan bisa terselamatkan juga tetap harus mendapatkan pasokan air yang cukup sampai masa panen mendatang. Jika tidak maka 40 hektar yang saat ini masih bisa tertolong juga akan mengalami gagal panen.
“Selama ini sekitar 40 hektar bisa diairi oleh para pemiliknya melaui penyedotan air dari sungai terdekat, sedangkan untuk oprasionalnya cukup besar, sampai Rp200 ribu per hari untuk satu hektar sawah. Masih dibutuhkan 5 kali pengairan lagi,” jelas Kusnan.
Menurut Kusnan, meskipun berhasil sampai panen diperkirakan hasilnya tidak akan maksimal seperti biasanya. Salam 1 hektar biasanya mendapatkan 7-8 ton padi, namun karena kondisi yang kekeringan ini paling banyak petani akan mendapatkan hasil 2-3 ton saja.
Menurut Kusnan, kekeringan ini tidak hanya terjadi di desanya saja, namun menimpa hampir seluruh desa yang ada di Kecamatan Pamuragan, terlebih desa-desa yang kondisi saluran irigasinya tidak maksimal.
Sementara, Kuwu Suranenggala Kidul, H Cholid mengatakan, ratusan hektar sawah yang sekarang kondisinya tertanam padi dengan umur tanam sekitar 2 bulan itu kondisinya sangat memprihatinkan.
Penyebabnya pasokan air yang masuk ke irigasi jumlahnya sangat kurang sehingga tidak cukup untuk mengaliri ratusan hektar sawah yang ada di desanya dan desa lainnya di Kecamatan Suranenggala.
“Ada sekitar 150 hektare sawah yang sudah mengering, namun sawah yang ada di Suranenggala ini rata-rata sudah diasuransikan oleh pihak Jasindo, dan kami meminta kepada pemerintah daerah untuk bisa mengambil alternantif agar sawah kami tidak kekeringan dan tidak gagal panen,” ujarnya singkat. (dym)