Balonbup Dudy Pamuji Beri Pelatihan Kewirausahaan

Selasa 15-08-2017,15:00 WIB

KUNINGAN – Bakal Calon Bupati Kuningan dari Fraksi Golkar H Dudy Pamuji SE MSi terus memberikan ilmu wirausahanya bagi masyarakat Kuningan, melalui Program Gerakan Pemuda Juara Wirausaha (Gapura) kini mulai menuai hasilnya. 
Dudy Pamuji (tengah) luncurkan program Gapura. Foto: Ist./Rakyat Cirebon 
Sejak peluncurannya di Kecamatan Karangkancana dan Ciwaru pada akhir Juli 2017, kini kegiatan yang sama telah dilaksanakan di Kecamatan Ciniru dan Hantara. Bertempat di Gedung Koperasi Rumawat Kecamatan Ciniru, kegiatan Pelatihan Wirausaha sebagai bagian dari program Gapura telah selesai dilaksanakan pada Minggu (13/8).

Dudy Pamuji yang dikenal sebagai pemilik Objek Wisata Sidomba dan Ketua Yayasan ITUS ketika dikonfirmasi, Senin (14/08) mengatakan, kegiatan tersebut diikuti oleh 60 orang pemuda asal Kecamatan Ciniru dan kecamatan Hantara.

Hasilnya, paling tidak dari pelatihan hari kemarin sudah ada 5 kelompok pemuda yang berminat memanfaatkan program ini. Dari 5 ide bisnis tersebut, 2 di antaranya dalam bidang pertanian dan 3 lainnya dalam bidang kuliner. 

Dirinya juga menegaskan tentang keprihatinannya terhadap semakin meningkatnya jumlah pengangguran terbuka di Indonesia, dan khususnya di Kuningan.

“Banyak orang berpikir bahwa hal yang menjadi hambatan penting dalam memulai usaha adalah modal uang (materi). Dalam pengalaman saya sebagai seorang yang merintis usaha dari nol apalagi saat itu saya tinggal di ibukota Jakarta di bidang periklanan, ternyata uang itu penting memang namun bukan segalanya. Justru modal utama dalam berwirausaha itu adalah adanya ide kreatif dan keberanian,” paparnya.

Untuk dua hal ini, lanjutnya, tentu sangat berkaitan erat dengan sistem pendidikan yang dianut selama ini mulai dari jenjang prasekolah pendidikan dasar, menengah, sampai tinggi. 

Yang menjadi autokritik terhadap sistem pendidikan saat ini, apakah para lulusan yang dihasilkan itu sudah mampu memproduksi gagasan gagasan kreatif inovatif dan keberanian mengambil risiko atau belum.

“Alhasil ya mayoritas lulusan pendidikan dasar dan menengah bahkan lulusan pendidikan tinggi kita disinyalir justru memiliki tingkat kreativitas yang tidak terlalu menggembirakan. Daya inovasi para sarjana atau lulusan kita masih jauh kalah bersaing dengan negara negara tetangga kita. Sekolah 12 tahun belum mampu mewariskan generasi kreatif yang merata dan akibatnya terjadi ketimpangan yang nyata,” ungkapnya.

Karena itulah, salah satu materi utama yang dia tekankan dalam program Gapura ini adalah bagaimana caranya menggali ide bisnis kreatif. Pihaknya percaya Asep Sufyan selaku ketua Trendy (Tim Relawan Dudy Pamuji) ini bisa memberi inspriasi kepada anak anak muda yang ada di Ciniru dan Hantara ini untuk sedikit demi sedikit bisa meningkat kreativitasnya.

“Saya sangat setuju formula  be the first, be better dan be different yang tadi disampaikan pa Asep. Dalam mencari terobosan bisnis maka sedapat mungkin kita bisa menjadi yang pertama sehingga kita bisa menjadi market leader,” ucapnya.

Contoh konkretnya air mineral Aqua. Dulu produk ini dicemooh dan dicibir orang banyak. Mana mungkin laku bisnis air kemasan karena sumber air Indonesia banyak. Namun ternyata lahirnya produk air kemasan ini mendorong lahirnya banyak produk serupa dengan merk yang berbeda beda.

Jika tidak bisa menjadi “be the first” ya “be better” atau jadilah lebih baik dari yang lain. Jenis produk boleh jadi sama misalnya baso. Namun jika bisa baso yang dibuat lebih enak, lebih murah, lebih cepat pelayanannya dan lain sebagainya.

“Sehingga produk kita tetap mendapat tempat di hati pelanggan kita. Nah terakhir jika kita juga tidak lebih baik dari orang lain maka jurus terakhirnya “jadilah berbeda alias unik”. Kita harus berpikir keras bahwa produk atau jasa kita memang sangat unik dan tak banyak kompetitor untuk menirunya,” pesannya.

Materi Pelatihan Wirausaha ini terdiri dari 7 aspek penting dengan narasumber tunggal yaitu Ketua Tim Relawan Dudy Pamuji, Asep Sufyan. Setelah pelatihan berakhir, tampak antusiasme peserta untuk segera membentuk kelompok usaha dan serius berkonsultasi. 

Bahkan ada 1 anak muda dari Longkewang yang kini sudah serius menggeluti bisnis kuliner (kripik talas) dan ingin mengembangkannya pada aspek branding dan pemasaran. (gio)
Tags :
Kategori :

Terkait