MAJALENGKA - Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Majalengka, Drs H Iman Pramudya Subagja MM memastikan tidak ada SMP maupun SD di Kabupaten Majalengka yang menolak program imunisasi Maesles (Campak) dan Rubella (MR) yang akan digelar selama Agustus ini.
Menurut Iman, pihaknya sudah membantu Dinas Kesehatan menyosialisasikan pelaksanaan imunisasi MR ke seluruh SMP dan SD di Kabupaten Majalengka.
“Jadi, untuk di Majalengka tidak ada masalah. Seluruh sekolah sudah paham pentingnya imunisasi MR untuk kesehatan siswa. Mulai tanggal 1 Agustus ini pelaksanaan imunisasi MR sudah diselenggarakan di sekolah-sekolah,” ujar Iman, Kamis (3/8).
Pihaknya juga memastikan pelaksanaan imunisasi MR pada hari kedua berjalan lancar dan tanpa adanya kendala.
“Alhamdulilah pada hari pertama dan kedua tidak ada kendala. Semoga program ini di Majalengka berjalan sukses dan tidak ada kendala,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Majalengka, H Alimudin MMKes mengungkapkan, sebelum pelaksanaan program imunisasi MR dilaksanakan, pihaknya sudah melakukan sosialiasi ke masyarakat.
Dia juga berharap dengan sosialisasi tersebut masyarakat bisa paham tentang pentingnya mendapat imunisasi. Sehingga program ini bisa menyasar ke seluruh anak di Kabupaten Majalengka.
“Untuk kegiatan imunisasi pada anak usia 6 tahun sampai 15 tahun, akan dilakukan selama Agustus. Untuk memudahkan menjangkau sasaran, kami akan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama. Jadi, kegiatan pemberian imunisasinya dilakukan di setiap sekolah,” jelasnya.
Sementara untuk pemberian imunisasi kepada anak usia 9 bulan sampai 6 tahun, kata Alimudin akan dilaksanakan sepanjang September mendatang.
Sasaran anak-anak balita, kata dia, khususnya anak-anak usia 3 tahun sampai 6 tahun, akan bekerjasama dengan PAUD, TK dan RA. Pemberian imunisasinya pun dilaksanakan di sekolah.
“Sementara untuk balita usia 9 bulan sampai 3 tahun atau balita belum sekolah, pemberian imunisasinya dilakukan di seluruh Puskesmas, Rumah Sakit dan pelayanan kesehatan lainnya,” ujarnya.
Alimudin menambahkan, selain pemberian imunisasi di sekolah dan di fasilitas kesehatan, pihaknya pun akan melakukan sweeping atau jemput bola ke rumah-rumah penduduk.
Itu dilakukan apabila masih ada masyarakat yang belum mengetahui program imunisasi atau tidak bisa datang ke puskesmas karena alasan jarak tempuhnya jauh.
“Jadi, kementerian menargetkan 95 persen anak berusia 9 bulan sampai 15 tahun di setiap kabupaten/kota harus mendapat imunisasi rubella dan campak. Makanya, untuk mencapai target tersebut, berbagai upaya harus dilakukan, termasuk melakukan jemput bola ke rumah penduduk,” katanya.(hsn)