ARJAWINANGUN - Ratusan warga yang mengatasnamakan Paguyuban Pedagang Pasar Tegal Gubug (P3TG) mendeklarasikan diri menolak pembangunan Pusat Grosir Trade Center (PGTC), Sabtu (29/7) malam di Balai Desa Tegal Gubug.
Deklarasi penolakan pembagunan PGTC tersebut dihadiri oleh para ulama, tokoh masyarakat dan aktivis lainnya
\"Ini bagian dari komitmen kami selaku pedagang dan warga menolak berdirinya PGTC. Saya mengajak para pedagang yang tidak setuju mari bergabung,” ucap Farri Hammi ketua P3TG pada Rakcer.
Masyarakat dan pedagang menilai yang dibutuhkan saat ini bukanlah pusat perbelanjaan baru dengan konsep global. Pasalnya pasar tradisional yang sudah ternama itu hanya perlu ditata dan direvitalisasi.
“Kenapa tidak pasar yang sudah ada saja dibenahi. Dengan adanya PGTC kami yakin akan berpengaruh terhadap pedagang di pasar sandang,” jelasnya.
Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Cirebon H Sugiarto yang juga warga Tegal Gubug menyampaikan dukungannya pada pedagang dan warga.
“Sebenarnya sudah agak lama warga bertanya-tanya terkait rencana pembangunan PGTC. Saya sebagai anggota dewan disini, akan berjuang bersama masyarakat menolak berdirinya PGTC,” tegasnya.
Menurutnya alasan penolakan warga cukup berdasar, pasalnya jarak antara lokasi yang akan dibangun PGTC dan pasar tradisional sekitar 300 meter saja. Wajar jika para pedagang dan warga merasa khawatir akan mempengaruhi proses jual beli di pasar tradisional.
“Wajar saja kalau ada penolakan, namun saya berharap tidak sampai gaduh. Kita selesaikan persoalan ini dengan baik-baik, dewan juga akan mengawal,” imbuhnya.
Perlu diketahui sebelumnya, belasan anggota P3TG memasang spanduk penolakan disejumlah sepuluh titik.
Seperti didalam pasar dan jalan raya. Pedagang memprotes rencana pembangunan pusat grosir yang rencananya akan dibangun 12 lantai, dan hanya berjarak 300 meter dari pasar yang sudah ada. (ari)