LEMAHWUNGKUK – Rencana pembangunan pasar darurat Kanoman kini terganjal penolakan warga sekitar ruas Jalan Kanoman, Pecinan dan Lemahwungkuk. Warga – terutama pemilik rumah dan toko (ruko) sepanjang jalan itu menolak, apabila di sana dibangun pasar darurat.
Keberadaan pasar darurat Kanoman menggunakan ruas jalan tersebut akan semakin membuat kondisi lalu lintas semrawut, selain juga akan menutup akses pembeli yang akan ke ruko di sisi jalan tersebut.
“Kalau dipaksakan, kebayang macetnya. Akhirnya yang dirugikan semua pedagang (ruko). Kalau ada yang sampai bangkrut, bagaimana PT Inti (mau bertanggungjawab)?” ungkap Koordinator pedagang ruko Kanoman sekaligus warga sekitar Pasar Kanoman, Paulus Mulyanto, kemarin.
Ia juga mengaku heran ketika beberapa waktu lalu, tersiar kabar pemilik ruko akan diundang untuk rapat membahas persoalan tersebut. Menurutnya, hal itu tidaklah tepat, karena pemilik ruko yang lebih memiliki hak atas area depan rukonya.
“Harusnya yang mau numpang jualan di depan rumah warga yang datang. Masa yang punya lahan malah yang dipanggil? Agak lucu. Padahal tinggal datang saja baik-baik, bilang mau ikut jualan di depannya,” ujarnya.
Diakuinya, sejauh ini belum ada pembahasan mengenai rencana pembangunan pasar darurat Kanoman di ruas jalan sekitar Pasar Kanoman. Akan tetapi, pihaknya menegaskan, menolak rencana tersebut.
“Spanduk (penolakan) sudah dibuat, tinggal dipasang. Kita masih menolak. Karena Jalan Kanoman ini ibaratnya piring makan untuk kita. Usaha kita ada di sini,” katanya.
Mulyanto menyarankan, pasar darurat Kanoman bisa dibangun di Alun-alun Keraton Kanoman, sekitar Pasar Talang, hingga lapangan Kebumen. “Kalau kita menyarankan, di lapangan Kanoman, lapangan Kebumen, kios-kios di Pasar Talang,” kata dia.
Sementara terpisah, Ketua DPRD Kota Cirebon, Edi Suripno SIP MSi menyarankan, agar Perumda Pasar lebih aktif dalam membangun komunikasi dengan warga pemilik ruko di sekitar lokasi yang akan dibangun pasar darurat Kanoman.
“Ini sebenarnya persoalan komunikasi. Makanya kita sarankan agar Perumda Pasar membangun komunikasi dengan baik. Karena pemilik ruko keberatan dengan rencana pembangunan itu,” kata Edi.
Menurutnya, sikap warga terutama pemilik ruko yang untuk sementara ini masih menolak, jangan menjadi ganjalan atau bahkan menghambat program revitalisasi Pasar Kanoman. “Jangan (revitalisasi Pasar Kanoman) batal karena persoalan itu,” katanya. (jri)