JATIWANGI - Tokoh masyarakat Desa Sutawangi Kecamatan Jatiwangi mempertanyakan kinerja panitia pemilihan kepala desa serentak. Pasalnya, hinggga selesai pencoblosan, Daftar Pemilih Tetap (DPT) belum pernah disosialisasikan/disampaikan kepada masyarakat maupun lima calon kepala desa.
Selain itu, ada keterlibatan LSM dan organisasi masyarakat yang lengkap memakai seragam dan atribut dengan masuk area pencoblosan. Pihak aparat seperti Linmas dan petugas lainnya, seolah membiarkan saja dan terlihat cuek.
Tokoh masyarakat yang juga perwakilan tim sukses dari calon nomer satu, Masduki Muksin mengatakan seharusnya DPT itu telah diketahui masyarakat sebelum pencoblosan dimulai dan pihaknya telah mengingatkan panitia tapi tak ditanggapi. Hingga hari pencoblosan persoalan DPT ini masih belum jelas.
\"Soal DPT ini hingga hari pencoblosan masih belum disosialisasikan dan tidak diinformasikan. Bahkan ada yang punya KTP dan KK ganda. Ada orang yang sama menyoblos di Sutawangi, juga menyoblos di Ciborelang,” lata Masduki.
Selain itu, lanjut Masduki, di hari tenang, banyak yang main uang, jelas-jelas memanfaatkan situasi salah satu kordinator PKH di tiga titik dengan dalih bagi-bagi duit untuk syukuran ulang tahun dirinya. “Sambil membagi-bagikan uang itu, petugas ini mengimingi bahwa dirinya pendukung calon kades itu, secara langsung,\" ujarnya, saat ditemui di rumahnya, Minggu (16/7).
Masduki mengatakan yang kedua, ada ketua ormas/LSM sengaja mengumpulkan anak-anak yatim dan mengkampanyekan salah satu calon kepala desa sampai malam hari hingga Sabtu dini hari. Ormas ini ikut terlibat sewaktu masa kampanye hingga mereka pun datang ke desa sewaktu pencoblosan.
\"Mereka datang memakai seragam itu atas undangan siapa? Mereka lengkap dengan memakai seragam. Panwas diam saja tidak menindak. Ataukah memang lemahnya pengamanan dan pengawasan?,” kata Masduki.
Masduki juga mempertanyakan kehadiran mereka tapi panitia seolah tidak mau menjawab. Kemudian pada hari tenang sebagian RT juga ikut terlibat, mereka terlihat membagi-bagikan uang melalui RT setempat, dengan membagikan kepada para pemilih di hari tenang.
Tokoh masyarakat lainnya, pendukung calon kades nomor empat, Moh Syafei mengatakan pihaknya akan menyerahkan surat somasi dalam waktu dekat.
“Surat somasi sedang disusun draf-nya dan akan disampaikan paling lambat hari Selasa kepada panitia pilkades. Kami menilai Pilkades Sutawangi banyak poin kejanggalannya, disinyalir ada keterlibatan uang kami pun sudah menyerahkan barang bukti uang sejumlah 60 ribu berikut saksi, saksi dan barang bukti telah kami serahkan ke panwas dalam berita acara,” ungkapnya.
Syafei mengatakan, panitia tidak memberikan fasilitas informasi kepada para calon kepala desa terkait DPT. Kehadiran LSM juga dipertanyakan, sementara dari keamanan setempat seolah diam saja.
“Kami juga punya barang bukti bahwa ada KK ganda dan KTP ganda, sehingga dia bisa nyoblos di dua desa yakni desa Sutawangi dan Desa Ciborelang. Masa itu lolos dari panitia dan panwas?\" ujar Syafei.
Syafei mengatakan pihaknya bersama tim sukses dari calon nomer satu dan tim sukses calon dari nomor 5 serta sejumlah tokoh masyarakat akan melayangkan surat somasi/ keberatan kepada panitia pilkades.
\"Kami sudah ada buktinya, dan sudah saya serahkan ke panitia pilkades berikut saksinya. Cuma panitia belum menanggapinya, makanya kami siap untuk menempuhnya lewat jalur hukum. Dan kami bukan hanya satu tim sukses lho, artinya keberatan kami itu dari timses calon lain juga ada, \" ungkapnya.
Sementara baik Syafei maupun Masduki dan didukung tim sukses dari nomer lima, bersiap akan mendatangkan beberapa pengacara jika seandainya pilkades lemah dalam hal argumentasi yang ditanyakan oleh pihaknya.
\"Kami sudah siapkan sejumlah pengacara untuk mengusut keberatan ini. Ini kami lakukan karena panitia seolah cuek saja, dan tak pernah mau menjelaskan,\" ujarnya, diiyakan Asep Supardi pendukung tim sukses calon kades nomor 5 . (hrd)