PANGENAN - Mediasi yang dilakukan di kantor Desa Pengarengan, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon berakhir deadlock atau tidak ada titik temu, antara warga dan unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) setempat.
Hal itu terkait aksi sweeping pekerja dan penutupan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjungjati A.
Ketua Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Komunitas Pegiat Anti Korupsi (Kompak) selaku pendamping warga mengaku akan tetap bertahan menunggu respon dari pelaksana proyek. Manakala tidak ada tanggapan dari pihak pelaksana, pihaknya bersama masyarakat akan melakukan aksi kembali untuk menutup jalannya pembangunan sampai adanya tanggapan.
“Kami akan tetap bertahan, sembari menunggu respons dari pelaksana proyek (PT. LMA). Jika dibuka paksa, kami akan lakukan penutupan kembali, sampai tuntutan warga dipenuhi,” tegas Darto, kesejumlah awak media, Kamis (13/07).
Dalam aksi tersebut warga menuntut untuk bisa dilibatkan dalam pelaksanaan proyek pembangunan. Pasalnya, selama ini baik warga maupun Pemdes tidak pernah diajak komunikasi oleh pihak perusahaan, sehingga memunculkan gejolak ditengah masyarakat.
Tatak, Ketua Karangtaruna desa setempat menjelaskan, mestinya proyek itu menjadi wadah untuk warga pribumi mendapatkan keuntungan dengan adanya perusahaan yang berada dilingkungan desa.
“Kami sudah kesal, selama ini perusahan tidak pernah melibatkan warga pribumi dalam hal apapun. Sekarang saja perwakilan dari perusahaan tidak ada yang mau menemui. Ini bukti bahwa mereka tidak ada iktikad baik menjalin hubungan dengan warga pribumi,” ujarnya. (zen)