HARI raya Idul Fitri adalah satu dari dua hari besar umat Islam yang dirayakan tiap tahun. Berbeda dengan hari raya Idul Adha yang identik dengan qurban, Idul Fitri bagi sebagian muslim menjadi momen saling memaafkan.
Di momen itu, sesama muslim saling silaturhim, bertema dan saling meminta dan member maaf. Momen tersebut juga tidak disia-siakan Safitri Wulandari untuk ambil bagian.
Perempuan kelahiran Indramayu yang kini sedang menempuh pendidikan magister di Kota Cirebon itu mengaku salah satu kesan yang tak terlupakan saat Idul Fitri adalah salam salaman dan memaafkan satu dengan yang lainnya.
“Kalau aku sih simple aja. Idul Fitri itu kan identik dengan bersalam-salamaman dan saling memaafkan. Dengan begitu dapat membuat sesama muslim menjadi rukun dan bisa hidup tenang,” ungkapnya kepada Rakyat Cirebon, kemarin.
Semua keluh dan ketidakpuasan kepada orang lain seperti lebur tatkala kumandang adzan takbir bersautan. Menurut Fitri, sapaan akrabnya, dahsyatnya Idul Fitri juga mampu meleburkan sifat saling membenci, mesti terhadap orang terdekat.
“Meski ada rasa benci atau tidak suka trhadap orang lain, dengan adanya moment Idul Fitri ini dapat menghilangkan rasa itu dan ikhlas untuk saling memaafkan,” pungkasnya. (wan)