KUNINGAN – Miris, gara-gara permasalahan sepele pemuda asal desa Mekarsari, Garawangi, dikeroyok oleh dua orang di sekitar ruas jalan desa Mancagar, Kecamatan Lebakwangi, pada Rabu (28/06) malam.
Dari pantauan lapangan, korban yang berinisal YN (19) asal Dusun Ciwaringin, Rt 06/03, Desa Mekarsari, Kecamatan Maleber, harus mendapatkan perawatan di RSUD 45 Kuningan akibat bogem mentah dari kedua pelaku yakni RI (18) dan SK alias US (23) yang keduannya berasal dari Dusun Widarasari, Rt 03/03, Desa Mekarsari, Kecamatan Maleber.
Kasat Reskrim Polres Kuningan AKP Ujang Saputra SH, ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, dari kedua pelaku yakni RI berhasil diamankan oleh jajarannya pada, Jumat (30/06) pagi sekitar pukul 00.30 WIB.
“Memang benar ada laporan pengeroyokan di sekiatar jalan Desa Mancagar, Lebakwangi, pada Rabu (28/06) kemarin. Satu orang pelaku berinisial RI sudah kita amankan, sedangkan temannya berinisal SK alias US masih dalam pengejaran,” ujarnya kepada Rakyat Cirebon, Jumat (30/06).
Lebih lanjut dia menjelaskan, setelah adanya laporan dari ayah korban yakni NR (44), pihak kepolisan langsung mengembangkan kasus dengan mengecek keberadaan korban di RSUD 45 Kuningan, dan mengecek TKP, serta memeriksa para saksi.
“Untuk sekarang kita mengamankan dulu pelaku setelah dilakukannya pengembangan. Dengan diamankannya pelaku ini bertujuan untuk menindak lanjuti laporan dari pihak korban dan agar kasus pengeroyokan tersebut bisa terselesaikan sesuai dengan prosedur hukum yang ada,” ucapnya.
Sedangkan kondisi korban lanjut Ujang, pasca pengeroyokan sempat tidak sadarkan diri lalu diantarkan ke rumah sakit untuk penanganan. Akan tetapi katanya, kondisi terakhir sudah mulai membaik dan sadarkan diri.
Kronologisnya sendiri kata Ujang, masih belum bisa menjabarkan karena masih dalam tahap penyidikan lebih lanjut. Akan tetapi, menurut keterangan saksi dan pelaku RI, awal mula kejadian ketika pelaku sedang berada di bahu jalan Desa Mancagar bersama SK, keduanya sedang bercanda dengan mengeluarkan kata-kata jorok.
Karena merasa tersinggung, korban yang pada saat itu melintas lantas memainkan gas kendaraan roda duanya dihadapan kedua pelaku. Setelah itu, pelaku RI yang tidak terima langsung mengejar korban, dan setelah terkejar RI menanyakan maksud korban menggas.
“Dari pengakuan pelaku, awal mula kejadian korban menggerungkan (mainkan gas) motornya, karena tidak terima RI lantas mengejar untuk menanyakan maksud korban, bukannya menerima jawaban, RI malah dipukul oleh korban,” katanya.
Karena melakukan perlawanan, akhirnya RI pun memukul balik korban hingga terjadi pertikaian yang menarik perhatian pelaku SK alias US. SK yang pada saat itu bermaksud memisahkan, malah mendapatkan pukulan juga dari korban.
“Ya menurut pelaku korban yang mulai duluan. Setelah terjadi bangku hantam antara korban dan RI, SK datang untuk memisahkan. Akan tetapi SK pun menjadi sasaran, karena tidak terima keduanya memukuli korban hingga tersungkur tidak sadarkan diri,” akunya.
Akan tetapi, semua keterangan itu kata Ujang akan dikembangkan lagi untuk mengetahui kebenarannya. Dia juga menghimbau, dengan kejadian itu kepada masyarakat untuk tetap menjaga diri masing-masing dari perbuatan melanggar hukum dan diharapkan masyarakat mengedepankan rasa toleransi antar sesama karena semua permasalahan bisa diselesaikan tanpa adanya kekerasan, pungkasnya. (gio)