HARJAMUKTI – Sebagian besar wilayah di Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon terancam paparan udara yang berbahaya. Hal itu dipicu bau yang sangat tak sedap dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kopiluhur di Argasunya Kecamatan Harjamukti hingga radius lebih dari 2km.
Gunungan sampah semakin terlihat meluber di bagian yang terdekat dengan pagar pembatas TPA, lantaran terjadi peningkatan volume sampah secara signifikan di saat libur lebaran Idulfitri. Beberapa truk angkutan sampah juga diketahui bertambah “jam terbang” untuk mengangkut sampah dari TPS ke TPA.
Kondisi itu diperparah dengan tidak berfungsinya hampir semua alat berat yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk operasional di TPA Kopiluhur. Empat dari lima jenis alat berat yang ada di sana, kondisinya tak bisa berfungsi. Kerusakan itu terjadi sudah sejak beberapa bulan terakhir dan belum juga diperbaiki.
“Memang saat musim lebaran seperti sekarang ini sampah mengalami peningkatan jumlah, kira-kira 60 persen dari hari-hari normal. Makanya semakin terlihat banyak,” ungkap seorang petugas di TPA Kopiluhur, Mansyur, kemarin.
Ia mengaku, hanya ada satu alat berat yang bisa difungsikan untuk meratakan tumpukan sampah ke bagian tengah atau lebih jauh dari pagar pembatas TPA. Selebihnya tak berfungsi karena mengalami kerusakan.
“Padahal sudah lama rusaknya. Saya tidak mengerti kenapa belum diperbaiki. Padahal sangat penting untuk meratakan gunungan sampah,” kata dia.
Diakuinya kadar bau yang ditimbulkan pun relatif lebih meningkat. Selain karena apabila siang hari cuaca panas dan berangin, volume sampah juga semakin bertambah secara signifikan. “Memang semakin terasa baunya,” kata dia.
Sementara itu, seorang warga Argasunya, Ujang mengaku, aroma busuk yang menguar dari TPA sangat dirasakan jauh lebih meningkat dibanding hari-hari normal sebelum Ramadan. “Sekarang ini bau busuknya lebih tajam,” kata Ujang.
Ia mengaku, warga sekitar juga khawatir dengan kualitas udara di kawasan Argasunya maupun wilayah lainnya di Harjamukti. Dengan paparan bau busuk dan volum sampah yang makin meningkat, dikhawatirkan polusi udara menjadi berbahaya. “Kita khawatir udaranya jadi berbahaya. Makanya berharap pemerintah ambil langkah secepatnya,” kata dia.
Diketahui sebelumnya, Plh Kepala DLH, Ir Agung Sedijono mengaku, untuk memperbaiki peralatan yang rusak, pihaknya menunggu proses lelang tender belanja suku cadang kendaraan. Ditargetkan, pada Juli mendatang, peralatan yang rusak sudah bisa diperbaiki. Termasuk alat pembersih jalan atau street sweeper yang juga rusak. (jri)