LEMAHWUNGKUK – Puluhan nelayan dari Kabupaten dan Kota Cirebon dilatih untuk menjadi pengusaha di aula Pelabuhan Nelayan Nusantara (PNN) Kejawanan belum lama ini.
Mereka mengikuti temu bisnis kelautan dan perikanan yang digagas oleh Direktorat Jendral Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Usaha dan Investasi Republik Indonesia.
Dalam kegiatan tersebut, nelayan dan pelaku usaha kelautan dan perikanan diberi edukasi pentingnya mengembangkan pasar ekpor untuk menjual produk kelautan asal Indonesia. Mengingat besarnya potensi ekonomi dari hasil laut, khususnya di Cirebon.
Kepala PD Sambu Jaya, Sambudi SPi menjelaskan, pasar ekpor mampu menampung produk kelautan dalam jumlah besar. Hanya saja, untuk menembus pasar ekpor nelayan dan pelaku usaha prikanan harus menyediakan produk yang berkualitas.
Untuk itu, nelayan lokal didorong agar lebih selektif dalam mengelola hasil tangkapan. Jangan sampai, kata Sambudi, ikan dan hasil tangkapan laut lainnya terkontaminasi timbale atau polutan laut lainnya. “Potensinya besar, untuk expor harus bagus dan bebas dari timbal ikannya,” ungkapnya di hadapan para nelayan.
Tak hanya pasar ekspor, produk kelautan lainnya juga dapat dimanfaatkan untuk mencukupi keebutuhan ikan lokal. Banyaknya hotel dan restoran seafood di Kota Cirebon, singgung Sambudi menjadi peluang untuk memasarkan produk kelautan.
Sementara itu, Kepala PT Karya Persada Khatulistiwa, Papan Waluyo APi menyampaikan, pasar ekspor untuk produk kelautan saat ini masih didominasi oleh jenis tuna dan udang.
Negera tujuan ekpor masih didominasi Jepang dan Thailand. Dua negera tersebut, lanjut Papan, memang dikenal sebagai negera dengan kebutuhan terhadap produk perikanan tergolong tinggi.
Melihat pasar yang terbuka luas, Papan mendorong nelayan dan pelaku usaha perikanan lainnya untuk betul-betul memperhatikan kualitas tangkapan agar laku di pasar ekspor. “Kita dorong nelayan kita agar lebih berkompeten lagi,” singkatnya. (wan)