INDRAMAYU – Setelah didukung DPW Partai Nasdem Jawa Barat (Jabar) untuk maju di pemilihan gubernur (Pilgub), Walikota Bandung Ridwan Kamil mulai cari simpati warga Jabar termasuk Kabupaten Indramayu.
Beberapa titik dikunjungi salah satunya memberikan materi pembangunan kedaerahan kepada pelajar dan mahasiswa Indramayu dan mendatangi pondok pesantren, Minggu (30/4).
Massa Jabatan Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung akan habis di Tahun depan, seiring dengan itu massa jabatan Ahmad Heryawan sebagai Gubernur Jawa Barat (Jabar) juga akan berakhir di Tahun 2018.
Figur yang akrab disapa Kang Emil tengah berikhtiar untuk dapat ikut dalam kontestasi berebut kursi nomer satu di Jawa Barat (Jabar) pasca ditinggalkan Aher yang tidak bisa maju kembali karena sudah dua periode.
“Karna tidak berpartai, maka saya berbicara ke semua partai, ada yang menanggapi maupun memberi sarat, bermacam-macal lah,” ujarnya saat dikonfirmasi Rakcer usai kegiatan dialog di Indramayu.
Lanjut pria yang akrab disapa Kang Emil itu, untuk sementara ini baru hanya Partai Nasdem sudah mendeklarasikanya sebagai calon di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar mendatang. Sementara Partai Politik (Parpol) lainya masih tahap berkomunikasi, perkembangan dari dari ihktiar tersebut kemungkinan dalam waktu satu sampai dua bulan kedepan akan diketehui hasilnya.
Figur yang kini telah membentuk Baraya Ridwan Kamil (Barka) menilai, kencangnya wacana poros Jabar yang diprediksi akan menjadi bangunan koalisi bagi kandidat Calon Gubernur (Cagub) Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi belum tentu terlaksana. Mengingat, keputusan koalisi menjadi kewenangan DPP Parpol. Bahkan pihaknya balik bertanya mengenai legalitasnya.
“Apakah poros itu sudah resmi atau belum ?, sebelum ada keputusan resmi dari DPP wacana apapun di basis bawah hanyalah sebuah wacana,” ujarnya.
Disampaikan, tujuanya membuat Barka itu tidak lain untuk mengakomodir sekaligus bentuk support pribadinya terdahap masyarakat di daerah yang menginginkan ia maju di Pilgub Jabar 2018. Terlebih luasnya wilayah yang ada butuh waktu lama bagi simpatisan dalam mensosialisasikanya.
“Saya tidak bisa menahan keinginan masyarakat untuk mendukungnya, dari pada tidak terkontrol maka di bentuklah Barca, supaya bisa terkordinir dan programnya jelas,” terangnya. (yan)