Alamak, Uang Majikan Dipakai Modal Nikah

Sabtu 15-04-2017,09:00 WIB

DI depan gadis pujaanya, semua lelaki bisa melakukan apa saja. Ada  supir yang bisa berpura-pura jagi majikan, ada buruh bangunan yang bisa berlagak seperti seorang mandor. Tujuannya, cuma satu untuk memikat gadis pujaannya. 
Ilustrasi pakai harta majikan. Image by jawapos.com
Seperti yang dilakukan oleh Tono (25), warga  Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka. Pemuda lajang ini tergolong ulet. Mau bekerja apa saja, termasuk menjadi buruh bangunan di Jakarta. Tapi yang bikin gemas, walaupun bekerja sebagai buruh bangunan, kepada teman-temannya di desa ia mengaku sebagai bos, atau mandor. 

Kalau sebulan sekali ia datang ke desa, Tono selalu berpakaian rapi. Tidak lagi memakai sandal jepit, tetapi memakai sepatu, dengan pakaian yang baru. Celana jeans, dipadukan dengan kemeja. Tidak lupa, Tono juga tidak mau jalan kaki, tetapi menggunakan motor merk terbaru, walaupun jarak tujuannya cuma dekat.  Yang lebih beda lagi, Tono selalu mengenakan kacamata hitam. Dirinya merasa keren. 

Pencitraannya berhasil. Tini (19), yang selama ini menolak cintanya, perlahan-lahan mulai melunak. Apalagi ketika sering diajak jalan-jalan dan wisata kuliner, Tini sudah mulai nyaman. Singkat ceritanya, keduanya akhirnya jadian, dan tidak lama kemudian merencanakan pernikahan. 

Pernikahan Tono dan Tini akhirnya benar-benar dilangsungkan. Tono bahagia sekali bisa mempersunting perempuan pujaan hatinya. Tini juga bahagia karena ternyata Tono lelaki yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Termasuk kebutuhan untuk bergaya. 

Tetapi Tini tidak tahu, bahwa Tono sebetulnya bukan bos pemborong yang selama ini ia dengar. Pria yang sekarang jadi suaminya adalah seorang buruh bangunan, yang tidak mempunyai anak buah. Motor yang digunakan selama ini juga bukan miliknya, namun milik bos-nya yang selalu dipinjam Tono. Ah celaka dua belas… 

Informasi dari mulut ke mulut tentang Tono akhirnya sampai juga ke telinga Tini. Pasangan baru suami istri itu pun selalu diwarnai percekcokan soal harta dan sandiwara yang dilakukan oleh Tono. Tepat 7 hari setelah hari pernikahan, Tini bahkan langsung menggugat cerai suaminya. 

“Malu, tidak punya apa-apa, gayanya seperti bos,” kata Tini kepada Rakyat Cirebon, akhir pekan lalu usai menghadiri sidang terakhir perceraiannya di Pengadilan Agama Majalengka. 

Tini juga mengaku, biaya yang digunakan untuk pernikahannya ternyata uang milik bos-nya yang seharusnya diberikan kepada teman-temannya sebagai buruh bangunan. “Bosnya nagih ke suami, itu yang kerja belum dibayar dikemanakan uangnya,” ujar Tini.

Tono pun bernasib apes. Diceraikan istrinya, juga dipecat oleh bosnya. Kini, Tono kembali ke kehidupan semula, sebagai pengangguran dan mengenakan sandal jepit. (pai)

Tags :
Kategori :

Terkait