BUAH jatuh tak jauh dari pohonnya. Ibunya seorang pemain voli, anaknya juga mengikuti jejaknya. Legisya Nur Asiya, pemain voli kelahiran Cirebon 28 Agustus 1997 ini amat mengidolakan sosok ibundanya, Eha Rostati yang mantan pemain voli.
Ibunya, kini mengabdikan diri di PBVSI Kota Cirebon sebagai pelatih. “Iya, mamah emang yang menginspirasi, padahal mamah nggak pernah nyuruh Gisa main voli. Awalnya Gisa liat mamah, terus jadi pengen banget kaya mamah, dan kesininya mamah kasih support hingga akhirnya bisa diperkenankan masuk tim profesional dan bermain di Proliga,” terang dara yang amat menyukai Mickey Mouse itu kepada Rakyat Cirebon.
Kini, Gisa tengah sibuk menjalani rutinitas klub voli profesional ibu kota, Jakarta Pertamina Energi. Bahkan telah dikontrak mulai akhir 2016 lalu untuk memperkuat tim bermain di Proliga.
Gisa mengaku tak pernah menyangka bisa memiliki bakat olahraga menjadi pemain volli, bahkan awalnya sempat menekuni olahraga atletik. Tetapi ketika sekolah dasar (SD) memasuki kelas 4, lebih menekuni olahraga voli karena melihat sosok ibu yang menjadi pemain voli.
Bermain di klub prefesional, diakui Gisa, merupakan kesempatan emas untuk memaksimalkan kemampuan. Karena tidak jarang kesempatan itu muncul untuk anak yang berasal dari daerah. Maka, ketika mendapatkan kepercayaan, saat itulah langsung diambilnya.
Pemilik nomor punggung 5 itu mengaku disela waktu senggangnya dengan shopping dan mendengarkan musik.“Kalau shopping sih sebenarnya tergantung moodnya saja, tapi kalau dengerin lagu bisa Gisa lakuin sebelum dan sesudah latihan,”tuturnya.
Meski telah menjadi pemain voli profesional, bukan berarti melupakan dari mana berasal. Karena secara usia masih dimungkinkan untuk memperkuat daerah asal ketika BK Porda. Gisa pun mengaku, manakala diberi kesempatan, dirinya siap menjadi bagian di BK Porda Jabar XII ditahun 2018 mendatang. “Siap dong pastinya, kalau masih diberi kesempatan,” terang dia.
Gisa mengaku, jerih payahnya bisa terjun di klub yang mengikuti kasta tertinggi bola voli nasional, tidak lepas dari proses panjang yang sudah dilewati. Maka, ia pun berpesan untuk pemain muda Kota Cirebon agar tak mudah putus asa.
“Latihan itu bukan kewajiban tetapi lebih pada kebutuhan, jangan pernah mengeluh, pantang menyerah buat kesuksesan, buatlah bangga keluarga dan Kota Cirebon,” pungkas dara yang memiliki ayah bernama Suryanto Wijaya ini.(zen/mgg)