KEJAKSAN – Di tengah gerilya sejumlah politisi yang berhasrat maju di Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Cirebon 2018 mendatang melalui jalur partai, diam- diam ada kekuatan yang tengah dibangun dua mantan anggota DPRD Kota Cirebon periode 2009-2014, yakni Priatmo Adji dan Andi Riyanto Lie.
Keduanya berencana maju dari jalur independen. Adji berstatus sebagai kader PDI Perjuangan, tercatat pernah mencalonkan sebagai wakil walikota mendampingi Bamunas S Boediman di Pilwalkot 2013, meski akhirnya kalah. Sedangkan Andi Lie, dikenal sebagai politisi muda Partai Golkar yang kritis.
Rencana keduanya untuk maju di Pilwalkot 2018 mendatang, sepertinya bukan sekadar isapan jempol. Beberapa hari lalu, keduanya mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Cirebon untuk berkosultasi mengenai mekanisme pendaftaran pasangan calon dari jalur independen.
“Memang benar, saya dan Mas Andi Lie sudah bersilaturahmi ke KPU. Kita bertemu langsung dengan Ketua KPU, Mas Emirzal (Hamdani). Sekalian kita juga bertanya mekanisme pendaftaran calon independen berdasarkan aturan terbaru, seperti apa,” ungkap Adji, kemarin.
Dari hasil penjelasan ketua KPU, dikatakan Adji, pada Pilwalkot 2018 mendatang, tersedia 8 slot peluang pasangan calon walikota dan wakil walikota. Lima pasangan dari jalur partai di parlemen, tiga pasangan bisa dari jalur independen.
“Oleh sebab itu, kita berpikir bahwa kita masih punya kesempatan, karena diperkirkan ada tiga kuota untuk pasangan calon dari jalur perseorangan atau independen,” ujarnya. Adji mengatakan, ia bersama Andi Lie, apabila nanti maju melalui jalur independen, akan bermodalkan komitmen kuat bersama masyarakat. Ia menjamin, komitmen yang dibangun bersama masyarakat akan ditunaikan.
“Saling percaya dan saling komitmen untuk mensejahterakan masyarakat. Untuk itu, setelah kita berbincang-bincang, kita bersepakat motto yang akan diusung adalah kerja, bersih dan berbasis RT/RW,” katanya.
Ia menuturkan, tiga motto itu memiliki makna mendalam. Pertama, kerja. Adji menyatakan, menjadi seorang pejabat publik harus mau repot dalam semua urusan yang berkaitan dengan upaya penyejahteraan masyarakat. “Sebagai pejabat public harus siap jadi pelayan masyarakat,” kata dia.
Yang kedua, tambah Adji, bersih. Menurutnya, pemimpin yang bersih dari perilaku Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) adalah mereka yang berangkat melalui proses yang benar dan bersih dari praktik money politic. Untuk itu, pihaknya mengajak masyarakat untuk menolak calon pemimpin yang bagi-bagi uang nanti. Tapi pilihlah calon yang punya komitmen tinggi bersama masyarakat.
“Untuk itu, kita mengajak kepada masyarakat, dalam pilwalkot nanti, pilihlah calon yang bekerja tanpa pamrih, yang tidak memakai sesuatu materi apapun. Karena dengan dikeluarkannya materi, maka uang rakyat akan dikuras habis untuk balik modal dan rakyat akan diterlantarkan,” tuturnya.
Ketiga, Adji menjelaskan, mengapa RT dan RW harus dilibatkan. Dijelaskannya, RT dan RW merupakan kepanjangtanganan pemerintah daerah di tengah masyarakat. RT dan RW sudah seharusnya dilibatkan secara aktif dalam berbagai program pembangunan strategis daerah. “Oleh sebab itu, kita dan rakyat harus saling percaya dan saling bergandengan tangan,” katanya.
Saat ditanya mengenai rencana deklarasi, Adji menegaskan, dalam waktu dekat ia dan Andi Lie akan melaksanakannya. “Insya Allah dalam satu atau dua bulan ini,” katanya. Sementara itu, Ketua KPU Kota Cirebon, Emirzal Hamdani SE Ak menjelaskan, dari jalur pencalonan independen memang berpotensi melahirkan setidaknya 3 pasangan calon di pilwalkot.
Dikatakan Emir, mengacu UU Pilkada, syarat bagi calon yang akan maju melalui jalur independen, harus menyertakan dukungan sebanyak minimal 10 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilu terakhir, yaitu Pilpres 2014.
“Independen untuk di Kota Cirebon syaratnya dukungan 10 persen dari jumlah DPT pemilu terakhir, yaitu Pilpres 2014 yang mana DPT-nya sekitar 230 ribu lebih. Artinya, untuk maju melalui jalur independen, dibutuhkan dukungan sekitar 23-24 ribu lebih,” jelasnya. (jri)