Sumarni, Tidak Mudah Putus Asa

Selasa 21-03-2017,02:00 WIB

TIDAK sedikit orang yang mengatakan berorganisasi itu hanya  buang-buang waktu. Maka, berbeda dengan perempuan yang bernama lengkap dra Sumarni MPd. Karena baginya, organisasi menjadi penting sebab terdapat banyak pelajaran yang tidak didapatkan ketika berada di perkuliahan.
Sumarni. Foto: Zezen/Rakyat Cirebon
“Berorganisasi itu penting, karena melalui kegiatan organisasi dapat mengasah mental, memperkaya kemampuan berfikir dan mendewasakan. Terdapat ilmu yang tidak didapatkan di perkuliahan,atau di pendidikan formal,”akunya kewartawan Rakyat Cirebon, kemarin.

Perempuan yang akrab disapa Bunda Marni ini mengakui melalui kebiasaannya terlibat dalam kegiatan organisasi, kini mendapatkan manfaatnya ketika memasuki dunia kerja. 

“Bagi saya yang menjadi ibu rumahtangga sekaligus wanita karir melalui kebiasaan kita di organisasi, ketika memasuki dunia pekerjaan, kita dapatkan nilai positifnya, karena kita mampu mengelola fikiran, cara berfikir menjadi tidak sempit dan tidak mudah putus asa,” terang perempuan yang mengaku telah aktif berorganisasi sejak kuliah, yakni dengan aktif di Senat Mahasiswa Unswagati itu.

Baginya,  telah banyak organisasi yang pernah dijadikan sebagai tempat bersosialisasi dan menimba ilmu. Bahkan, dari beberapa organisasi yang pernah disinggahinya, seringkali mendapatkan amanat menduduki posisi strategis di kepengurusan inti.

“Dulu ketika masih muda, pernah aktif di Pemuda Panca Marga (PPM) bahkan sampai sekarang juga masih aktif, kemudian Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sampai tiga periode, dua periode diantaranya menjabat sebagai bendahara,” terang alumni UMY Psikologi Pendidikan ini.

Bahkan, hingga kini, ketika usianya sudah tidak muda, dan telah menjadi ibu rumah tangga, aktifitas berorganisasi masih aktif dijalaninya. Mulai dari organisasi Ibu PKK, Dharma Wanita, Palang Merah Indonesia (PMI), Perwosi, dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).  

Atas pengalaman berorganisasinya, ia berpesan kepada generasi muda agar mampu menjadikan ke-idealis-an yang etis. Karena sejatinya idealis itu tercipta sejak dari awal melalui proses. 

Jangan sampai menjadikan idealis buatan. Karena ketidak tercapaiannya sesuatu atau karena adanya kekecewaan. “Jadikan keidealisan sebagai bentuk dari rasa cinta untuk membangun Kota Cirebon kedepan lebih maju,” lanjutnya.(zen/mgg)

Tags :
Kategori :

Terkait