KESAMBI – Penyaluran beras untuk keluarga sejahtera (rastra) pertama di tahun 2017 akan segera direalisasikan Maret ini. Kepala Sub Divre Bulog Cirebon, Taufik Budi menjelaskan, penyaluran rastra saat ini masih menunggu surat pemindahan alokasi (SPA) dari daerah penerima rastra.
Menurut Taufik, pihaknya sudah siap menyalurkan rastra tahap pertama. Pasalnya, hingga saat ini penerima rastra belum menerima jatah rastra sepanjang tahun ini. Oleh karena itu, jika memungkinkan, penyaluran rastra akan dilakukan sekaligus untuk jatah tiga bulan.
“Kami sudah siap menyalurkan rastra. Tinggal nunggu SPA-nya saja dari kabupaten. Kalau SPA-nya datang mungkin bisa dua atau tiga alokasi penyaluran. Karena yang Januari dan Februari kalau sudah lunas akan segera disalurkan,” ungkapnya kepada Rakyat Cirebon, akhir pekan lalu.
Menurutnya, ada tiga daerah yang akan diguyur rastra. Yakni Kabupaten Cirebon, Kuningan dan Majalengka. Sementara, untuk Kota Cirebon masyarakat kurang mampu akan menerima bantuan dalam bentuk bantuan pangan non tunai (BPNT). Warga akan mendapatkan 8 kilogram beras dan 2 kilogram gula.
Hanya saja, kata dia, di tahun ini jumlah rastra yang disalurkan mengalami penurunan sebesar 3 persen dari tahun sebelumnya. Hal itu dikarenakan terjadinya dinamika kesejahteraan masyarakat.
“Menurun 3 persen, per kabupaten dari 5.728 kilogram beras menjadi 5.300 kilogram per bulan. Kabupaten Cirebon turun 3 persen, awalnya 2.650 kilogram menjadi 2.478 kilogram. Kabupaten Kuningan dari 1.345 kilogram menjadi 1.231 kilogram,” jelas Taufik.
Hanya Kabupaten Majalengka saja yang mengalami kenaikan permintaan rastra di tahun ini dari 1.493 kilogram menjadi 1.591 kilogram dalam satu bulan.
Sementara di Kota Cirebon, kata dia, warga kurang mampu akan mendapatkan bantuan non tunai dari pemerintah. Mekanismenya, warga akan mendapatkan fasilitas kartu kredit dari tiga bank mitra Bulog untuk berbagai kebutuhan masyarakat.
“Penyaluran bantuan pangan non tunai di Kota Cirebon memakai tiga bank. Yakni, BTN, BNI dan Bank Mandiri, sebenarnya sama karena sebagai penyedia barang. Penyalurannya bukan pakai uang tapi digesek, kami hanya sebagai penyedia barang,” jelas Taufik. (wan)