Herman Khaeron Dorong Pesantren Berbasis Agrobisnis

Senin 06-03-2017,15:00 WIB

CIWARINGIN - Pondok pesantren Mualimin Mualimat Babakan Ciwaringin tak hanya mencetak anak bangsa yang cerdas dan berakhlakul karimah namun juga mendidik agar santri cinta pada pertanian. Ponpes pimpinan KH Zamzami Amin ini juga menggarap lahan milik Desa Tangkil Kecamatan Susukan dengan menanam berbagai tanaman holtikultura seluas 12,5 hektare.
Hero tinjau agrobisnis milik ponpes Mualimin Mualimat. Foto: Ist./Rakyat Cirebon
Dengan gagasan itu, pondok pesantren Muallimin Mualimat menjadi percontohan pesantren yang mengembangkan agrobisnis.  Kementerian Pertanian dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dr HE Herman Khaeron yang membidangi pertanian, pun mendukung dengan memberikan bantuan bibit dan juga peralatan.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dr HE Herman Khaeron mengatakan, dalam memajukan sektor pertanian, perlu adanya optimalisasi lahan, percepatan tanam, perluasan lahan dan lainnya. Sehingga tanah yang tidak produktif terus berkurang. Di lain sisi, pihaknya menyambut baik adanya pesantren yang memiliki basis agrobisnis. 

Sejauh ini, kata dia, pemasaran bahan pangan tidak usah pusing. Karena faktanya, negara kita masih impor jagung, gula, terakhir cabai juga mahal. Itu berarti ada kesempatan pasar di sana. Kang Hero-sapaan akrabnya- menyebutkan kemampuan pra petani juga harus terus dikembangkan. 

Untuk belajar penerapan teknologi pertanian, para petani saat ini juga tersedia Taman Teknologi Pertanian di Kecamatan Sedong. \"Silahkan manfaatkan kepentingan masyakat seluruh Indonesia. Disana ada pelatihan-pelatihan yang bisa dimanfaatkan,\" ujarnya.

Semua itu, berguna untuk pembangunan sektor pertanian. Pembangunan sektor pertanian, kata Kang Hero, bukan hanya meningkatkan produktifitas, tapi juga mensejahterakan petani. \"Ponpes yang mengembangkan agrobisnis, menjadi mitra yang baik kementerian dalam memberdayakan perekonomian terutama sektor pertanian,\" ucap Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Ir Banun Harpini, kemarin.

Secara khusus, pemerintah memiliki program penanaman padi jagung dan kedele (pajale). Dia sendiri ditunjuk untuk menjadi kepala program khusus Pajale wilayah Jawa Barat. Dengan adanya pesantren agrobisnis, bisa bersinergis dengan program pemerintah. Karena pemerintah terus mengembangkan perluasan lahan untuk pajale tersebut. \"Prinisipnya kami cari lahan untuk jagung, sebab selama ini lahan yang ada berebut antara padi dan kedele, maka dari itu kita terus melakukan perluasan area tanam,\" sebutnya lagi.

Tak hanya itu, perlu adanya pembinaan dan bimbingan di lapangan untuk memulai dengan baik. Gunanya untuk contoh pertanaman yang baik, pengaturan jarak tanam, dan formula pemupukan dan lainnya. Pembinaan ini menjadi sekolah lapangan. Adanya sinergitas dengan dinas terkait menjadi langkat untuk menjadikan ponpes mualimin mualimat sebagai ponpes agribisnis.

Sementara itu, Pengasuh Ponpes Muallimin Muallimat, KH Zamzami Amin pihaknya baru menyewa sekitar 12,5 ha lahan. Total 13 ha ada dari pemerintah. Dimana dalam agrobisnis ini, masyarakat juga ikut gabung sewa.

Tanah tangkil, kata Zamzami, merupakan daerah perbatasan yang paling rawan. Karena daerah ini ratusan tahun yang lalu menjadi saksi tempat terjadinya perang kedondong. Sehingga sejarahnya ini membuat dirinya tergerak. Saat ini perjuangan pesantren dalam memajukan bangsa Indonesia salah satunya dengan perekonomian, terutama dalam bidang Agrobisnis. \"Tak hanya jagung, di sini kita juga ingin mengembangkan buah naga, jeruk dan lannya. Sehingga di sini nanti akan ada sirkulasi yang mengalir, pepoohonan tumbuh,\" ujarnya. (din)

Tags :
Kategori :

Terkait