KEJAKSAN – Progres pembangunan gedung Sekretariat Daerah (Setda) Kota Cirebon setinggi 8 lantai terus disorot. Kemarin (22/2), para wakil rakyat di Komisi B DPRD Kota Cirebon melakukan peninjauan mendadak ke lokasi proyek di belakang balaikota.
Di hadapan para wakil rakyat, Project Manager PT Rivomas Pentasurya, Denny Saeful mengaku, pemasangan tiang pancang berjalan tanpa gangguan berarti. Hanya saja, jumlah tiang pancang dikurangi dari perencanaan awal.
“Awalnya kita proyeksikan 563 titik tiang pancang, tapi kemudian direvisi menjadi 466 titik. Karena dengan jumlah segitu sudah cukup dan dalam posisi aman,” ungkap Denny.
Ia menambahkan, sampai kemarin, progres pembangunan megaproyek senilai Rp86 miliar itu sudah menyentuh angka 13 persen dari semestinya berdasar progres report 15 persen. “Memang untuk bobot pondasi itu besar prosentasenya,” kata dia.
Denny menyatakan, apabila tahap pembangunan pondasi sudah selesai, maka pembangunan konstruksi utama gedung setda ke bagian atas relatif akan lebih cepat. Di bagian itulah pihaknya bisa mengejar ketertinggalan progres dibanding time schedule. “Karena kalau pembangunan ke atas bisa lebih cepat. Belum lagi ada (kerja) lembur sampai jam 10 malam,” ujarnya.
Selain itu, Denny juga menjelaskan mengenai aktivitas alat berat yang tengah melakukan pengerukan. Di lokasi proyek terlihat gunungan tanah bekas penggalian. Oleh pihak kontraktor, tanah itu sengaja tak buru-buru dibuang.
“Tanah bekas galian rencananya untuk kebutuhan timbunan kembali. Jadi tidak bisa langsung dibuang semua, barangkali dibutuhkan lagi,” kata dia.
Di sisi lain, kontraktor juga ditegur oleh Anggota Komisi B, H Budi Gunawan mengenai standar keselamatan pekerja.
Pasalnya, di lokasi proyek masih terlihat sejumlah pekerja yang tak mengenakan kelengkapan keselamatan kerja. Atas hal itu, Denny menegaskan, pihaknya akan mengevaluasi dan menertibkan. “Kita juga akan menertibkan mengenai standar keselamatan kerja,” katanya.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD, Ir H Watid Sahriar MBA mengaku tak yakin bila tim schedule pembangunan gedung setda pada posisi 15 persen. Ia menilai, dengan usia kontrak yang hampir empat bulan, mestinya bisa menyentuh setidaknya 27 persen progres.
“Kalau dia (kontraktor, red) mengatakan time schedule sampai minggu ini 15 persen, tidak lah. Mestinya 27 persen bisa lebih. Jadi memang deviasinya masih besar. Tapi dia berjanji kalau sudah struktur bangunan ke atas, bisa lebih cepat,” ungkap Watid.
Ia berjanji akan melakukan kontrol secara berkelanjutkan. Pada awal Maret nanti, Watid berharap sudah terjadi peningkatan progres kerja mencapai 10 persen dari angka saat ini.
“Kita lihat awal Maret. Harapan kita bisa minimal 10 persen kenaikannya, agar bisa mengimbangin time schedule. Kalau masih jelek, berarti ya benar-benar tidak profesional kontraktornya,” kata politisi Partai Nasdem itu. (jri)