PEKALIPAN – Masih tingginya harga cabai di pasaran membuat sebagian pembeli khawatir. Tak hanya khawatir soal kelangkaan pasokan, warga juga khawatir harga cabai akan terus bertahan sampai Ramadan.
Sumarni misalnya. Ibu yang sehari-hari belanja kebutuhan dapaur di pasar induk Jagasatru mengaku, tingginya harga cabai berdampak pada pengeluaran belanja hariannya. Untuk mensiasati kebutuhan dapur, terpaksa dirinya harus menghemat betul biaya belanjanya.
“Inginya sih harga cabai segera turun. Cuma mau gimana lagi harganya masih tinggi. Terpaksa kami menghemat pengeluaran,” ungkap Sumarni kepada Rakyat Cirebon, kemarin.
Sementara itu, Ketua Perbarindo, H Mukmin mengamati, tingginya harga cabai di pasaran kemungkinan akan bertahan sampai bukan Ramadan. Menurutnya, hal ini sudah lazim terjadi ketika ada gelojak harga mendekati Ramadan.
Hanya saja, pihaknya menginginkan pemerintah bisa mengambil sikap terkait hal itu. Harga cabai yang sudah tinggi saat ini, jangan sampai makin meninggi beberapa saat jelang Ramadan.
“Ada kemungkinan sampai Ramadan. Kan sebentar lagi puasa. Yah kita harap semoga tidak makin naik harganya,”ucapnya.
Berdasarkan pantauan Rakyat Cirebon, harga cabai merah (cabai setan, red) masih berkisar di Rp120 ribu sampai Rp130 ribu per kilogram. Harga cabai setan masih tetap lebih tinggi dari jenis cabai yang lainnya.
Misalnya, cabai rawit hijau yang masih bertengger di Rp70 ribu hingga Rp80 ribu. Sementara cabai hijau besar kini berada di angkat Rp60 ribu per kilogramnya.
Cabai merah besar di angka Rp40 ribu dan harga cabai keriting merah di angka Rp25 ribu. Harga tersebut hanya selisih beberapa ribu saja antar pedagang.
Pedagang cabai di Pasar Induk Jagsatru, Malika menuturkan, masih bertahannya harga cabai salah satunya disebabkan harga yang dijual pemasok ke para pedagang masih terbilang tinggi. “Dari sananya masih tinggi,” tutup Malika. (wan)