Armada Tua Damkar Dipaksa Beroperasi

Minggu 05-02-2017,10:00 WIB

CIREBON – Selain keterbatasan terminal air, Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Cirebon juga dihadapkan pada permasalahan rusaknya armada yang selama ini belum tertangani.
Kadis Damkar Iis Krisnandar. dok. Rakyat Cirebon

Bahkan, luasnya wilayah Kabupaten Cirebon tidak ditunjang dengan jumlah personel yang memadai sehingga suatu kejadian kebakaran pun akan memakan waktu yang lama dalam pemadamannya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Rakcer, Sembilan pos yang dimiiliki saat ini dirasakan sangat kurang apabila melihat cakupan wilayah sebanyak 40 kecamatan.

Terlebih lagi, tidak sedikit mobil tua yang sampai dnegan sekarang “dipaksa” beroperasi karena tidak ada lagi armada yang dimiliki.

Diketahui, dari 12 unit kendaraan yang ada, hampir setengahnya bisa dikatakan kurang laik pakai. Di Pos Sumber misalnya, terdapat dua kendaraan yang mogok dan hanya terparkir tanpa bisa digunakan. “Ini dua mobil juga susah kita perbaiki karena memang belum ada anggaran,” ujar salah satu petugas yang enggan dikorankan namanya ini kepada Rakcer, Kamis (3/2).

Disebutkannya juga, kekurangan armada ini sangat berpengaruh saat pihaknya diminta untuk memadamkan kebakaran yang cukup besar.

Pasalnya, dengan jarak yang cukup jauh, maka memerlukan cukup banyak waktu hingga ke lokasi karena kecepatan yang dimiliki oleh armada ini tidak semaksimal mobil dengan tahun pembuatan yang lebih muda.

“Kita juga kadang disalahkan kalau datang terlambat. Tetapi, memang keadaan kita seperti ini,” tambahnya.

Mengenai keadaan tersebut, Kepala Dinas Damkar, Dr Iis Krisnandar SHCn membenarkan banyaknya armada yang tidak laik pakai. Padahal, Iis melihat kondisi armada yang baik akan menentukan cepat atau lambatnya penanganan kebakaran.

Dijelaskannya juga, jika melihat keadaan ini, pihaknya hanya bisa memaksimalkan armada yang ada dan tentunya terdekat dengan lokasi kebakaran.

Tentunya, Iis juga tidak menampik kemungkinan adanya bantuan dari pos lain apabila kebakaran sulit dikendalikan.

“Kalau memang pos terdekat merasa kurang sanggup, maka pos lainnya akan membantu,” tegasnya.

Iis mengungkapkan, kendala yang dihadapi oleh petugas damkart ini sangatlah pelik. Jika armada sudah bagus pun, Iis menegaskan bukan berarti permasalahan selesai.

“Ketersediaan Hydrant (terminal air, red) juga menjadi kendala tersendiri saat petugas kehabisan air. Kalau memang hydrant banyak dan berfungsi dengan baik, maka petugas tidak akan kesulitan untuk refill air yang digunakan untuk memadamkan. Sudah armadanya tua, ditambah jarak yang jauh antara lokasi kejadian dengan pengisian air, maka lengkap sudah,” tambahnya.

Meskipun demikian, Iis dalam kesempatan ini mengatakan pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Disamping, pelatihan dan bimbingan kepada masyarakat dalam penanangan kebakaran terus dilakukan.

“Kita juga bekerja sama dengan swasta dalam simulasi kebakaran. Intinya, kebakaran itu dapat dicegah apabila masyarakatnya berperan aktif dalam menghindari penyebab kebakaran itu sendiri. Jika terjadi kebakaran juga, masyarakat bisa mengambil tindakan pertama dalam pemadaman sebelum api membesar,” tandasnya. (yog)

Tags :
Kategori :

Terkait