CIREBON – Tren fashion dari waktu ke waktu selalu berubah. Untuk itu inovasi bagi produsen fashion sangat dibutuhkan agar produk fashion yang dibuat tidak ketinggalan pasar. Hal ini dimanfaatkan Leli Lailatussolihah dengan mengembangkan bisnis fashion berbahan rajut. Perempuan kelahiran Majalengka ini mengembangkan usahanya di Cirebon.
Berawal dari pesanan fashion rajut dari teman sendiri, kini Leli sudah mulai memasarkan produknya ke berbagai daerah di Ciayumajakuning.
Pemilik brand Leeknite Wear itu menjelaskan, usahanya kini telah mampu membuatnya mandiri secara finansial. Di usianya yang masih belia, Leli sudah tidak mengandalkan orang tua untuk membiayai kebutuhan pribadinya.
Memilih bisnis fashion berbahan rajut, diakui Leli, karena tidak banyak produsen fashion yang mengembangkan rajut. Imej rajut yang dinilai kurang nyaman dipakai, diubah olehnya dengan menghadirkan produk rajut yang nyaman dan stylish.
“Kalau zaman dulu rajut terasa kurang enak dipakai. Nah, saya pilih bahan yang lebih enak dan nyaman dipakai meski harga jualnya lebih mahal di pasaran,” ungkap Leli kepada Rakcer, kemarin.
Saat ini, Leli lebih banyak menyediakan produk rajut jenis sweater. Soal variasi, produk fashion rajut Leeknite Wear mengedepankan gaya kekinian. Yang sedang menjadi tren saat ini, biasanya oleh Leli disediakan untuk memenuhi permintaan pelanggannya.
Meski masih mengandalkan mitra produksi dari Bandung, justru membuat produk fashion rajut Leeknite Wear lebih banyak diburu pelanggan. Karena, produk Bandung masih menjadi daya tarik fashion di Cirebon. Mayoritas pelanggannya dari kalangan muda, seperti mahasiswa dan karyawan.
“Permintaan tiap minggu selalu bertambah, banyak yang membeli untuk dijual lagi. Namun, banyak juga yang dipakai sendiri,” jelasnya.
Dalam satu minggu, tutur Leli, dirinya bisa menjual kisaran 5 sampai 10 lusin fashion rajut. Umumnya, produk yang dijual dari jenis sweater. Selain bisa datang langsung ke Leeknite Wear, Leli juga melayani pembelian jarak jauh.
“Biasanya, kalau hari-hari biasa pakai online kalau hari minggu itu di car free day Sumber. Alhamdulillah udah lepas biaya dari orang tua, SPP sampai cicilan motor sudah ditanggung sendiri hasil dari jualan sweater rajut,” tutupnya. (wan/mgg)
Berawal dari pesanan fashion rajut dari teman sendiri, kini Leli sudah mulai memasarkan produknya ke berbagai daerah di Ciayumajakuning.
Pemilik brand Leeknite Wear itu menjelaskan, usahanya kini telah mampu membuatnya mandiri secara finansial. Di usianya yang masih belia, Leli sudah tidak mengandalkan orang tua untuk membiayai kebutuhan pribadinya.
Memilih bisnis fashion berbahan rajut, diakui Leli, karena tidak banyak produsen fashion yang mengembangkan rajut. Imej rajut yang dinilai kurang nyaman dipakai, diubah olehnya dengan menghadirkan produk rajut yang nyaman dan stylish.
“Kalau zaman dulu rajut terasa kurang enak dipakai. Nah, saya pilih bahan yang lebih enak dan nyaman dipakai meski harga jualnya lebih mahal di pasaran,” ungkap Leli kepada Rakcer, kemarin.
Saat ini, Leli lebih banyak menyediakan produk rajut jenis sweater. Soal variasi, produk fashion rajut Leeknite Wear mengedepankan gaya kekinian. Yang sedang menjadi tren saat ini, biasanya oleh Leli disediakan untuk memenuhi permintaan pelanggannya.
Meski masih mengandalkan mitra produksi dari Bandung, justru membuat produk fashion rajut Leeknite Wear lebih banyak diburu pelanggan. Karena, produk Bandung masih menjadi daya tarik fashion di Cirebon. Mayoritas pelanggannya dari kalangan muda, seperti mahasiswa dan karyawan.
“Permintaan tiap minggu selalu bertambah, banyak yang membeli untuk dijual lagi. Namun, banyak juga yang dipakai sendiri,” jelasnya.
Dalam satu minggu, tutur Leli, dirinya bisa menjual kisaran 5 sampai 10 lusin fashion rajut. Umumnya, produk yang dijual dari jenis sweater. Selain bisa datang langsung ke Leeknite Wear, Leli juga melayani pembelian jarak jauh.
“Biasanya, kalau hari-hari biasa pakai online kalau hari minggu itu di car free day Sumber. Alhamdulillah udah lepas biaya dari orang tua, SPP sampai cicilan motor sudah ditanggung sendiri hasil dari jualan sweater rajut,” tutupnya. (wan/mgg)