Pemcam Minta Pemkab Secepatnya Bantu Korban
SUMBER – Tingginya curah hujan sepekan terakhir membuat tanggul bibir Sungai Cipager di Desa Panembahan Kecamatan Plered terus terkikis, dan mengakibatkan satu kios dan rumah warga rusak. Informasi yang berhasil dihimpun Rakcer, sehari sebelum terjadi (16/1) longsor yang mengakibatkan rumah dan kios milik Nurjaya Mamat (75) di Blok Kramat Rt 01 Rw 01 desa setempat rusak parah akibat terjadi hujan deras yang membuat arus sungai Cipager meluap.
Bibir sungai terus tergerus, sehingga pada Selasa dini hari pukul 03:40 Wib rumah bagian samping, dan kios Nurjaya ambles beserta barang-barangnya.
\"Waktu hujan deras memang tidak apa-apa, padahal airnya mencapai besi jembatan. Tapi tau-taunya tadi pagi (kemarin, red) longsor, Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” ungkapnya saat ditemui Rakcer di rumahnya.
Dikatakan pensiunan Koramil Weru ini, pada saat kejadian istri dan anaknya berada di rumah sakit, dan sesaat sebelum kejadian atau sekitar pukul 03:30 Wib ia mendapatkan telpon dua kali.
Namun pada saat diangkat tidak ada yang menyahut. Penasaran siapa yang menelpon, ia akhirnya menghubungi anaknya yang berada di rumah sakit, ternyata bukan anaknya yang menelpon.
“Pada saat mau tidur lagi, terdengar gemuruh dari samping dan depan. Saya kira ada monyet lagi ngambil apa, karena sebelumnya ada monyet mencuri alat-alat saya. Ternyata terjadi longsor, sontak saya kaget,” tuturnya.
Selain mengalami kerugian akibat kerusakan bangunan, Nurjaya juga mengaku kehilang alat-alat berupa mesin giling dua unit dan televise jika di total sekitar Rp80 juta.
Lebih lanjut disampaikan Nurjaya, dirinya bersama keluarga sudah menempati rumah itu sejak 36 tahun yang lalu.
\"Ya saya hanya bisa berharap bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon karena ini peninggalan satu-satunya yang kami miliki. Kalau kerugian pasti belum bisa dirinci yang jelas mesin jahit 2 buah beserta bahan konveksi hanyut, satu buah televisi serta mesin diesel sekaligus penggilingan beras pun ikut terbawa arus semua. Kerugian ditaksir mencapai Rp80 jutaan,\" terangnya.
Sementara itu Kuwu Desa Panembahan Abdul Kodir mengaku sudah berkordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Begitu pasca kejadian ia bersama dengan aparat kepolisian segera mendatangi lokasi untuk mengecek.
\"Saya langsung meminta bantuan kepada Tagana, Polsek serta Koramil untuk mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan,\" katanya.
Diharapkan musibah yang menimpa warganya ini agar segera di respon cepat oleh pemerintah Kabupaten Cirebon, karena kurang 2 meter lagi pondasi bibir sungai ini bersentuhan langsung dengan jembatan.
\"Kita harapkan pihak pemerintah daerah langsung turun karena sedikit lagi menyentuh jembatan dan disamping jembatan tersebut banyak pipa-pipa vital seperti pipa PDAM, pipa gas dan pipa Telkom. Dan saya mengimbau kepada masyarakat yang ada diselatan rumah pak Nurjaya ini agar lebih waspada, lebih baik untuk mengungsi terlebih dahulu ketempat yang lebih aman,\" tukasnya. (ari)
SUMBER – Tingginya curah hujan sepekan terakhir membuat tanggul bibir Sungai Cipager di Desa Panembahan Kecamatan Plered terus terkikis, dan mengakibatkan satu kios dan rumah warga rusak. Informasi yang berhasil dihimpun Rakcer, sehari sebelum terjadi (16/1) longsor yang mengakibatkan rumah dan kios milik Nurjaya Mamat (75) di Blok Kramat Rt 01 Rw 01 desa setempat rusak parah akibat terjadi hujan deras yang membuat arus sungai Cipager meluap.
Bibir sungai terus tergerus, sehingga pada Selasa dini hari pukul 03:40 Wib rumah bagian samping, dan kios Nurjaya ambles beserta barang-barangnya.
\"Waktu hujan deras memang tidak apa-apa, padahal airnya mencapai besi jembatan. Tapi tau-taunya tadi pagi (kemarin, red) longsor, Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,” ungkapnya saat ditemui Rakcer di rumahnya.
Dikatakan pensiunan Koramil Weru ini, pada saat kejadian istri dan anaknya berada di rumah sakit, dan sesaat sebelum kejadian atau sekitar pukul 03:30 Wib ia mendapatkan telpon dua kali.
Namun pada saat diangkat tidak ada yang menyahut. Penasaran siapa yang menelpon, ia akhirnya menghubungi anaknya yang berada di rumah sakit, ternyata bukan anaknya yang menelpon.
“Pada saat mau tidur lagi, terdengar gemuruh dari samping dan depan. Saya kira ada monyet lagi ngambil apa, karena sebelumnya ada monyet mencuri alat-alat saya. Ternyata terjadi longsor, sontak saya kaget,” tuturnya.
Selain mengalami kerugian akibat kerusakan bangunan, Nurjaya juga mengaku kehilang alat-alat berupa mesin giling dua unit dan televise jika di total sekitar Rp80 juta.
Lebih lanjut disampaikan Nurjaya, dirinya bersama keluarga sudah menempati rumah itu sejak 36 tahun yang lalu.
\"Ya saya hanya bisa berharap bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon karena ini peninggalan satu-satunya yang kami miliki. Kalau kerugian pasti belum bisa dirinci yang jelas mesin jahit 2 buah beserta bahan konveksi hanyut, satu buah televisi serta mesin diesel sekaligus penggilingan beras pun ikut terbawa arus semua. Kerugian ditaksir mencapai Rp80 jutaan,\" terangnya.
Sementara itu Kuwu Desa Panembahan Abdul Kodir mengaku sudah berkordinasi dengan pihak-pihak terkait.
Begitu pasca kejadian ia bersama dengan aparat kepolisian segera mendatangi lokasi untuk mengecek.
\"Saya langsung meminta bantuan kepada Tagana, Polsek serta Koramil untuk mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan,\" katanya.
Diharapkan musibah yang menimpa warganya ini agar segera di respon cepat oleh pemerintah Kabupaten Cirebon, karena kurang 2 meter lagi pondasi bibir sungai ini bersentuhan langsung dengan jembatan.
\"Kita harapkan pihak pemerintah daerah langsung turun karena sedikit lagi menyentuh jembatan dan disamping jembatan tersebut banyak pipa-pipa vital seperti pipa PDAM, pipa gas dan pipa Telkom. Dan saya mengimbau kepada masyarakat yang ada diselatan rumah pak Nurjaya ini agar lebih waspada, lebih baik untuk mengungsi terlebih dahulu ketempat yang lebih aman,\" tukasnya. (ari)