DUKUPUNTANG – Hujan disertai angin kencang yang melanda Kabupaten Cirebon belakangan ini menyebabkan rumah janda beranak tiga di blok 3 Desa Cikalahang Kecamatan Dukupuntang ambruk pada Kamis (12/1) sore.
Akibatnya, satu dari tiga anak Sumiyati (38) mengalami luka di bagian punggung. Pantauan di lapangan bangunan rumah Sumiyati 80 persen rata dengan tanah.
Warga sekitar dan babinsa serta perangkat desa lainnya pun ikut andil membantu menyingkirkan reruntuhan bangunan dan mengamankan seluruh perabotan rumah tangga.
Saat dikonfirmasi Sumiyati mengaku, saat kejadian di rumah hanya ada anak laki-laki saja yang sedang tertidur di kamar. Sehingga, anaknya bernama Agus Firmansyah (17) tertimbun reruntuhan kayu dan genteng. Meski demikian, Agus hanya mengalami luka ringan saja.
“Saat hujan besar, posisi saya dan dua anak sedang tidak dirumah,” kata Sumiyati, saat ditemui di rumah ambruknya, Jum’at (13/1).
Sementara itu, Sersan Mayor Koramil 2013 Sumber, yang bertugas sebagai babinsa di Desa Cikalahang, Sanusi menyampaikan, berdasarkan laporan yang masuk, ambruknya rumah Sumiyati itu diperkirakan pukul 15.00 saat hujan deras bercampur angin kencang.
“Yang ambruk di Desa Cikalahang memang hanya rumah milik sumiyati saja. tapi, banyak pohon-pohon juga yang tumbang,” ucapnya.
Menurut dia, ambruknya rumah sumiyati itu juga karena usia bangunan rumah sudah tua. “Ya perkiraan si sekitar 16 tahunan,” tuturnya.
Akibat kejadian tersebut, Sumiyati mengalami kerugian materi sekitar Rp170 juta. Lebih lanjut dia menyampaikan, setelah diketahui rumah itu ambruk, camat, koramil dan polsek setempat langsung mendatangi lokasi.
“Untuk membantu Sumiyati dan keluarganya, kami memberdayakan masyarakat setempat,” imbuhnya.
Terpisah, Kuwu Desa Cikalahang Yadi Cahyadi Supadi mengatakan, kejadian ini sudah dilaporkan ke pemerintah daerah untuk bisa membantu warga desa cikalahang yang terkena musibah.
“Kita akan mengajukan bantuan ke pemerintah daerah melalui dinas sosial kabupaten cirebon. jadi untuk membantu sumiyati dan keluarganya sementara kita masih swadaya masyarakat,” singkatnya. (ari)
Akibatnya, satu dari tiga anak Sumiyati (38) mengalami luka di bagian punggung. Pantauan di lapangan bangunan rumah Sumiyati 80 persen rata dengan tanah.
Warga sekitar dan babinsa serta perangkat desa lainnya pun ikut andil membantu menyingkirkan reruntuhan bangunan dan mengamankan seluruh perabotan rumah tangga.
Saat dikonfirmasi Sumiyati mengaku, saat kejadian di rumah hanya ada anak laki-laki saja yang sedang tertidur di kamar. Sehingga, anaknya bernama Agus Firmansyah (17) tertimbun reruntuhan kayu dan genteng. Meski demikian, Agus hanya mengalami luka ringan saja.
“Saat hujan besar, posisi saya dan dua anak sedang tidak dirumah,” kata Sumiyati, saat ditemui di rumah ambruknya, Jum’at (13/1).
Sementara itu, Sersan Mayor Koramil 2013 Sumber, yang bertugas sebagai babinsa di Desa Cikalahang, Sanusi menyampaikan, berdasarkan laporan yang masuk, ambruknya rumah Sumiyati itu diperkirakan pukul 15.00 saat hujan deras bercampur angin kencang.
“Yang ambruk di Desa Cikalahang memang hanya rumah milik sumiyati saja. tapi, banyak pohon-pohon juga yang tumbang,” ucapnya.
Menurut dia, ambruknya rumah sumiyati itu juga karena usia bangunan rumah sudah tua. “Ya perkiraan si sekitar 16 tahunan,” tuturnya.
Akibat kejadian tersebut, Sumiyati mengalami kerugian materi sekitar Rp170 juta. Lebih lanjut dia menyampaikan, setelah diketahui rumah itu ambruk, camat, koramil dan polsek setempat langsung mendatangi lokasi.
“Untuk membantu Sumiyati dan keluarganya, kami memberdayakan masyarakat setempat,” imbuhnya.
Terpisah, Kuwu Desa Cikalahang Yadi Cahyadi Supadi mengatakan, kejadian ini sudah dilaporkan ke pemerintah daerah untuk bisa membantu warga desa cikalahang yang terkena musibah.
“Kita akan mengajukan bantuan ke pemerintah daerah melalui dinas sosial kabupaten cirebon. jadi untuk membantu sumiyati dan keluarganya sementara kita masih swadaya masyarakat,” singkatnya. (ari)