Warga Tiga RW Kekurangan Air Bersih

Selasa 10-01-2017,05:00 WIB

Lima Bulan Air Tidak Ngocor, Dikirim hanya 8000 Liter per Hari

KEJAKSAN - Sudah hampir lima bulan berjalan, tiga RW di wilayah pesisir Kecamatan Kejaksan kekurangan air bersih.
Warga Pesisir kekurangan air bersih. Foto: Asep/Rakyat Cirebon

Tiga RW tersebut ada di dua kelurahan berbeda, yakni RW 01 Kebonbaru Utara dan RW 02 Kebonbaru di Kelurahan Kebon Baru, serta RW 10 Samadikun Selatan di Kelurahan Kesenden.

Hingga saat ini, masyarakat hanya mengandalkan ketersediaan air bersih yang setiap hari dikirim dua tangki dari PDAM Kota Cirebon berkapasitas 4000 liter.

Untuk mendapatkan jatah air bersih dari kiriman tersebut, warga harus rela mengantre dengan membawa jeriken serta ember besar untuk membawa air.

Alhasil, antrean warga dan jeriken yang berjajar menjadi pemandangan yang sudah biasa terlihat setiap hari di pinggir jalan Kapten Samadikun.

Warga RW 01 Kebonbaru Utara, Tedi Muharrom, yang sedang menunggu giliran menyampaikan, para warga melalui RW hingga kelurahan sudah sering menyampaikan keluhan, bahkan sempat menggeruduk kantor PDAM untuk melaporkan keadaan air bersih di wilayahnya.

Namun, dikatakan Tedi, masih belum menemui hasil dan warga tiga RW di wilayah pesisir ini masih kekurangan air bersih.

“Sudah lima bulan seperti ini, ngantre setiap pagi untuk dapat air bersih. Pak RW sudah sering mengadu ke PDAM, gak tahu kendalanya gimana. Yang pasti sampai saat ini kami kekurangan air bersih,” ungkap Tedi saat diwawancarai wartawan koran ini, kemarin.

Beberapa kali, lanjut dia, wilayahnya sempat didatangi anggota dewan dan keluhan itu mereka sampaikan. Akan tetapi, hasilnya, dituturkan Tedi, air ke rumah-rumah warga mengalir hanya satu sampai dua hari saja.

Warga sendiri tidak mengetahui mengapa air PDAM di wilayahnya lima bulan terakhir tidak mengalir. Padahal, saat musim penghujan seperti ini seharusnya ketersediaan air melimpah.

“Kita mau gimana lagi mas, pernah ada kunjungan dari dewan kesini, besoknya air ngocor, dua atau tiga hari mati lagi,” keluh Tedi.

Yang membuat masyarakat kesal, tambahnya, hingga saat ini tidak ada satupun petugas dari PDAM yang datang meninjau ke lapangan untuk melihat apa sebenarnya yang membuat air di wilayah tersebut mati.

Bahkan, perhatian PDAM terhadap warga di sana hanya sebatas 8000 liter air yang datang diantarkan dua tangki setiap harinya. Kekesalan warga, sambung Tedi, bertambah dengan adanya tagihan PDAM meskipun sudah lima bulan rumahnya tidak dialiri air bersih.

“Harusnya mereka datang kesini, menjelaskan apa yang terjadi, ini malah sopir tangki nya saja yang jadi bulan-bulanan warga setiap hari, kan kasian juga,” imbuhnya dengan nada kesal.

Sementara itu, Lurah Kebon Baru, H Suhedi mengaku, ikut kesal dengan tidak adanya ketersediaan air karena imbasnya sampai ke Kantor Kelurahan.

Pihak kelurahan, aku Suhedi, sudah sering melakukan komunikasi dengan PDAM, namun hingga saat ini belum ada kabar baik mengenai penanganan dari kurangnya air di masyarakat Kelurahan Kebonbaru.

“Kita juga kena dampaknya mas, kantor kelurahan tidak ada air. Kita sudah lakukan komunikasi dengan PDAM dan dan bahkan dengan Pak Wali, dan sementara ketersediaan air didrop dengan tangki dan warga mengambil dengan drigen,” ungkapnya.

Untuk sementara, Suhedi mengimbau, agar masyarakat bersabar dan tidak melakukan hal yang tidak diinginkan.

Pihaknya akan terus mengupayakan agar permasalahan air bersih ini segera ditemukan jalan keluarnya.

“Katanya sih saat ini lagi pembenahan-pembenahan dulu, begitu kata pihak PDAM-nya ke saya, jadi  mau bagaimana lagi,” katanya. (sep)

Tags :
Kategori :

Terkait