Hari Sumpah Pemuda Diwarnai Tawuran Pelajar

Sabtu 29-10-2016,10:47 WIB

Puluhan Pelajar Tiga SMK Digiring ke Mapolres Ciko

KESAMBI – Momen hari sumpah pemuda, kemarin, diwarnai aksi tawuran pelajar di Kota Cirebon.
Puluhan pelajar tiga SMK di kota udang ini, terlibat saling serang dengan melempar batu di Jalan Bypass tepatnya di Lampu Merah Pemuda.
Pelajar tawuran. Foto: Asep/Rakyat Cirebon

Beruntung, sebelum situasi memanas dan jatuh korban, petugas kepolisian yang berpatroli berhasil meredam tawuran. Alhasil, sedikitnya 94 pelajar diamankan petugas di pinggir jalan untuk kemudian diangkut ke Mapolres Cirebon Kota (Ciko).

Kepala Satuan Intelkam Polres Cirebon Kota, AKP Suminto SIP MH‎ menuturkan, pihaknya berhasil menggagalkan tawuran dan mengamankan puluhan pelajar yang belakangan diketahui berasal dari tiga sekolah SMK.

“Tadi sejak jam 11.00, mereka sudah mulai turun ke jalan dan saling lempar batu, beruntung segera kita amankan. Mereka kita bawa ke Mapolresta untuk dibina,” ungkap AKP Suminto kepada Rakcer, di tempat kejadian perkara (TKP).

Lebih lanjut, dikatakan Suminto, pihaknya mendapat laporan dari Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Cirebon, bahwa di Jalan Bypass sekitar kantornya terjadi tawuran.

Dari laporan itu, pihaknya mengerahkan petugas kepolisian untuk turun kelapangan.
Dari keseluruhan pelajar yang diamankan, pihaknya berhasil menemukan satu gir dan puluhan bambu yang diduga dipakai untuk tawuran.

“Saat kita periksa, kita temukan gir dan puluhan bambu. Mereka akan kita bawa ke mako, dan dibina oleh Satuan Binmas Polres Ciko. Nanti kita juga panggil orangtuanya untuk menjemput,” ujarnya.

Masih dikatakan Suminto, untuk di sepanjang Jalan Bypass Kota Cirebon, tawuran antar pelajar seakan sudah terjadwal, antara hari Selasa dan Jumat.

“Di sini memang sepertinya sudah rutin mereka tawuran, jadwalnya hari Selasa dan Jumat,” kata Suminto.

Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Kota Cirebon Drs H Hediyana Yusuf MM menyesalkan kejadian tawuran tersebut.

Pasalanya, kata Hediyana, tawuran terjadi saat para pemuda harusnya megedepankan persatuan.

“Momentum hari sumpah pemuda seharusnya dan saya harapkan mereka kembali ke sekolah, mendalami dan juga memaknai arti keindonesiaan yang sebenarnya,” katanya.

Saat ini, kata Hediyana, sudah waktunya para pemuda, termasuk di dalamnya para pelajar benar-benar menyadari bagaimana perjuangan pemuda zaman dulu dalam menjunjung persatuan.

Dikatakan Hediyana, dalam tiga sumpah yang mereka ikrarkan adalah bahasa, di mana bahasa Indonesia saat ini terkesan sudah dilupakan.

“Untuk refleksi saat ini, mininalnya kita kembali mengkaji bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia, dari sisi kosa kata terutama,” tandasnya. (sep/mgg)

Tags :
Kategori :

Terkait