Industri Rotan Minim Tenaga Ahli Perajin

Jumat 21-10-2016,11:19 WIB

Kapasitas Produksi belum Cukup untuk Komoditas Ekspor

KEJAKSAN – Empat kementrian, beberapa badan usaha milik negara (BUMN)  menggelar pertemuan tertutup dengan pelaku usaha dan pejabat pemerintahan Kabupaten dan Kota Cirebon.
Diskusi industri budaya dan ekonomi kreatif. Foto: Suwandi/Rakyat Cirebon

Pertemuan yang dilakukan di hotel Luxton itu membahas peningkatan industri budaya dan ekonomi kreatif, Kamis (20/10).

Asisten Deputi Nilai dan Kreatifitas Budaya Kemenko Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan, Iwan Eka Setiawan menjelaskan, potensi industri pariwisata  khususnya budaya di Cirebon terbilang potensial. Pihaknya optimis, jika dikelola dengan baik akan menuai hasil manis.

“Sasaran kita ini bukan pemerintah kota atau pun kabupaten saja. Tapi kedua pemerintahan dan masyarakat dalam hal ini dunia usaha. Dari kami, Kemenko PMK lebih kearah pembangunan budaya seni pertujukan Cirebon untuk menunjang ekonomi kreatif ,” ungkapnya kepada Rakcer.

Salah satu yang bisa dilakukan, kata dia, dengan membuat pementasan seni. Sehingga sanggar-sanggar seni di Cirebon dapat berkembang.

“Intinya, sanggar kesenian itu perlu dihidupkan. Nah ini kita peduli untuk punya strategi pengembangan SDM-nya seperti apa,” jelasnya.

Sementara itu, Deputi Koordinasi Bidang Ekonomi Kreatif Kewirausahaan Daya Saing UMKM Kementrian Perekonomian, Rudi Salahudin lebih menyoroti potensi industri kreatif di Cirebon.

Menurutnya, industri rotan asal Cirebon bisa diolah menjadi komoditas ekspor.

“Kami dari Kemenko Perekonomian akan fokus di industri rotan. Kemungkinan batik juga akan kita lihat,” katanya.

Pihaknya berkeinginan mensinergikan berabagai program yang ada di Kementrian Perindustrian, Kementrian Perdagangan, Kementrian Ketenagakerjaan, Kementrian UMKM dan Badan Ekonomi kreatif serta kementrian lainnya termasuk BUMN.

Menurutnya, dengan menggandeng banyak kalangan, berharap industri kreatif di Cirebon dapat dioptimalkan. “Dengan sinergi ini mudah-mudah bisa mendorong industri  kreatif di Cirebon. Saat ini kita dalam tahap identifikasi dari hulu sampai ke hilir,” katanya.

Rudi menjelaskan, salah satu kurang bergairahnya industri rotan di Cirebon adalah kurangnya tenaga ahli pengrajin. Sehingga kapasitas produksi belum mencukupi untuk komoditas ekspor.

“Salah satu kendala kerajinan rotan di Cirebon itu adalah sulitnya mencari perajin rotan, karena yang ada hanya tinggal yang sepuh,” ucapnya.

Niat baik beberapa kementrian untuk memajukan industri kreatif di Cirebon disambut baik pemerintah Kota Cirebon. Melalui  Kepala Bidang Kebudayaan Disporbudpar Kota Cirebon, R Agus Setiadiningrat pemerintah kota mendukung penuh garapan beberapa kementrian ini.

“Yang jadi kendala pemerintah melalu Disporbudpar bisa men-support salah satu contohnya membuat sentra atau event pagelaran budaya Kota Cirebon.  Sejauh ini telah bekerja sama melaksanakan FGD ini, saya berharap ada tindak lanjut dari FGD ini, sehingga potensi industri kreatif khususnya lokal bisa didongkrak,” pungkasnya. (wan/mgg)
Tags :
Kategori :

Terkait