KEDAWUNG - Belasan siswa SMK dari dua sekolah berbeda terlihat diamankan oleh anggota Satuan Sabhara di jalan Bypass Brigjen Dharsono, kemarin.
Puluhan siswa tersebut diamankan karena bergerombol dan membuat petugas curiga akan adanya indikasi terjadi tawuran. Hal tersebut membuat petugas mengumpulkan mereka dan menginterogasinya di pinggir jalan.
\"Tadi saat patroli kita lihat mereka (pelajar, red) bergerombol, terus kaya yang nantang, untuk antisipasi tawuran makannya mereka kita amankan,\" ungkap Bripka Kariman yang memimpin operasi.
Diakuinya, operasi yang dilakukan merupakan rutinitas jajaran Polres Cirebon kota dalam rangka upaya preventif dari kenakalan remaja yang kerap meresahkan warga.
Memang untuk di wilayah Bypass, tepatnya dari mulai titik PLTG hingga jalur lampu merah pemuda merupakan zona merah tawuran antar siswa, sehingga tak jarang warga pun kesal dengan ulah lempar batu yang dilakukan para siswa tersebut.
\"Mereka hanya kita tanyai, terus kita cek barangkali ada yang bawa senjata tajam, tapi tadi hasilnya nihil, mereka kita peringatkan dan pulangkan,\" jelas Bripka Kariman usai menginterogasi belasan siswa tersebut.
Dari pantauan rakcer di lapangan, terlihat para siswa berseragam yang lengkap dengan nama almamaternya tersebut mendapatkan hukuman dari aparat. Hal tersebut dimaksudkan untuk membuat mereka jera dan tidak lagi melakukan hal serupa.
Sementara itu, H Dadang, warga di sekitar tempat kejadian mengangkat jempol atas kinerja yang dilakukan jajaran kepolisian.
Dia mengaku sudah jengkel dengan kelakuan para siswa yang disebutnya berandalan tersebut yang tak jarang membuatnya menanggung kerugian akibat terkena lemparan batu.
\"Bagus mas, saya sangat mendukung, sudah beberapa kali saya rugi akibat tawuran,\" ucap pemilik beberapa ruko di Bypass tersebut.
Ia pun berharap, sebagai salahsatu upaya preventif yang dilakukan agar patroli lebih sering dilakukan dengan durasi yang tidak terlalu lama.
\"Ya harapan saya sih, patroli kaya gini tuh harusnya lebih sering supaya mereka yang punya niat tawuran bisa lebih cepat dikontrol dan ditindak,\" tandasnya. (sep/mgg)
Puluhan siswa tersebut diamankan karena bergerombol dan membuat petugas curiga akan adanya indikasi terjadi tawuran. Hal tersebut membuat petugas mengumpulkan mereka dan menginterogasinya di pinggir jalan.
\"Tadi saat patroli kita lihat mereka (pelajar, red) bergerombol, terus kaya yang nantang, untuk antisipasi tawuran makannya mereka kita amankan,\" ungkap Bripka Kariman yang memimpin operasi.
Diakuinya, operasi yang dilakukan merupakan rutinitas jajaran Polres Cirebon kota dalam rangka upaya preventif dari kenakalan remaja yang kerap meresahkan warga.
Memang untuk di wilayah Bypass, tepatnya dari mulai titik PLTG hingga jalur lampu merah pemuda merupakan zona merah tawuran antar siswa, sehingga tak jarang warga pun kesal dengan ulah lempar batu yang dilakukan para siswa tersebut.
\"Mereka hanya kita tanyai, terus kita cek barangkali ada yang bawa senjata tajam, tapi tadi hasilnya nihil, mereka kita peringatkan dan pulangkan,\" jelas Bripka Kariman usai menginterogasi belasan siswa tersebut.
Dari pantauan rakcer di lapangan, terlihat para siswa berseragam yang lengkap dengan nama almamaternya tersebut mendapatkan hukuman dari aparat. Hal tersebut dimaksudkan untuk membuat mereka jera dan tidak lagi melakukan hal serupa.
Sementara itu, H Dadang, warga di sekitar tempat kejadian mengangkat jempol atas kinerja yang dilakukan jajaran kepolisian.
Dia mengaku sudah jengkel dengan kelakuan para siswa yang disebutnya berandalan tersebut yang tak jarang membuatnya menanggung kerugian akibat terkena lemparan batu.
\"Bagus mas, saya sangat mendukung, sudah beberapa kali saya rugi akibat tawuran,\" ucap pemilik beberapa ruko di Bypass tersebut.
Ia pun berharap, sebagai salahsatu upaya preventif yang dilakukan agar patroli lebih sering dilakukan dengan durasi yang tidak terlalu lama.
\"Ya harapan saya sih, patroli kaya gini tuh harusnya lebih sering supaya mereka yang punya niat tawuran bisa lebih cepat dikontrol dan ditindak,\" tandasnya. (sep/mgg)