Kalau Masih Eeng, Golkar Nolak

Rabu 31-08-2016,10:32 WIB

Soal E2 Ancam Elektabilitas Azis, Gusdim Sarankan Partai Pengusung Gelar Mubes

KESAMBI – Pernyataan Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH yang mengaitkan ending proses pengisian wakil walikota (wawali) dengan hasil Musyawarah Daerah (Musda) DPD Partai Golkar Kota Cirebon, dianggap keliru.
Lili Eliyah (tengah) dan Gusdim (kanan). Foto: Fajri/Rakyat Cirebon

Kedua persoalan itu dipastikan tak memiliki keterkaitan.

Hal itu disampaikan Wakil Sekretaris Bidang Tani dan Nelayan DPD Partai Golkar Jawa Barat, Lili Eliyah SH MM usai menjadi narasumber pada talkshow Solusi Publik di Radar Cirebon Televisi (RCTV), membahas proses pengisian wawali yang menyisakan waktu kurang dari 1,5 bulan itu, Senin (29/8) malam.

“Antara proses pengisian jabatan wakil walikota dengan Musda Partai Golkar tidak ada kaitannya. Gak nyambung,” ungkap politisi yang juga wakil ketua DPRD Kota Cirebon itu.

Ia menambahkan, apapun hasil Musda DPD Partai Golkar Kota Cirebon, tidak akan bisa memengaruhi sikap partainya pada proses pengisian wawali.

Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi SH, diklaim Lili, menyatakan tidak membolehkan ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon untuk menandatangani kesepakatan usulan calon wawali, kalau walikota masih tetap bersikukuh mengusulkan Dra Hj Eti Herawati atua yang akrab disapa Eeng Charli.

”Ini persoalan harga diri partai. Kita ini sebagai partai pengusung (pasangan Ano Sutrisno-Nasrudin Azis). Bu Eeng itu kan ketua DPD Partai Nasdem, bukan partai pengusung,” jelasnya.

Beringin dimungkinkan akan menerima pencalonan Eeng, apabila ia lompat dari Partai Nasdem ke satu di antara tiga partai pengusung, yakni Partai Golkar, Partai Demokrat dan PPP. “Kalau saja Bu Eeng kader Partai Demokrat, pasti akan disetujui oleh kita,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPD Partai Nasdem Kota Cirebon, Agus Dimyati SH MH menyarankan, walikota menggelar musyawarah bersama (mubes) dengan ketiga partai pengusung.

“Kalau benar-benar ingin ada wakil walikota, maka harus ada komitmen antara walikota dengan partai pengusung. Bisa disepakati melalui mubes misalnya,” kata pria yang akrab disapa Gusdim itu.

Menurutnya, di sisa waktu 1,5 bulan lagi proses pengisian wawali dibolehkan dilakukan, Azis mestinya bisa memanfaatkan secara optimal. Publik, kata Gusdim, secara ideal berharap kehadiran wawali mendampingi Azis.

“Kalau persoalan pengisian wawali saja tidak tuntas, bagaimana dengan persoalan lain yang lebih krusial? Ini juga akan memengaruhi elektabilitas Pak Azis di Pilkada 2018 nanti,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Kota Cirebon, M Handarujati Kalamullah SSos menilai, sikap Azis yang menunggu hasil Musda Partai Golkar Kota Cirebon untuk penyelesaian proses pengisian wawali sudah tepat.

“Menghormati proses yang sedang terjadi di Partai Golkar,” kata politisi yang familiar disapa Andru itu.

Tak hanya Musda DPD Partai Golkar Kota Cirebon yang disorot Andru. Melainkan posisi Dra Hj Eti Herawati sebagai salahsatu calon wawali yang diusulkan Partai Demokrat.

Eeng Charli, sapaan akrab Eti Herawati, sampai sejauh ini masih menjadi calon wawali yang disiapkan Partai Demokrat.

“Apakah sudah siap juga Bu Eeng untuk mundur dari DPRD kalau pemilihan wawali dilaksanakan? Karena aturannya kan begitu. Kalau Partai Demokrat sih masih tetap mengusulkan Bu Eeng sebagai salahsatu calon wawali,” katanya. (jri)
Tags :
Kategori :

Terkait