Berkat Lobi Kubu Yono, Langkah Beringin Jabar Dinilai Tepat
KEJAKSAN – Teka teki rencana penunjukan Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon akhirnya terjawab.
Wakil Sekretaris Bidang Tani dan Nelayan DPD Partai Golkar Jawa Barat, Lili Eliyah SH MM yang semula diproyeksikan menjadi Plt ketua, dipastikan gagal.
Kabarnya, batalnya Lili diberi mandat itu karena derasnya penolakan dari banyak pihak di internal Beringin Kota Cirebon.
“DPD Partai Golkar Jabar sudah mengeluarkan kebijakan terkait Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon,” ungkap sumber Rakcer di internal Partai Golkar Kota Cirebon, Minggu (31/7). Ia meminta identitasnya tak dikorankan.
Lantas siapa yang ditunjuk Ketua DPD Partai Golkar Jabar, H Dedi Mulyadi SH untuk menjadi Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon? Kader Partai Golkar yang dikenal sebagai orang dekat mantan Ketua DPD Partai Golkar, Sunaryo HW itu menyebutkan, bukan Lili, sebagaimana digadang-gadang selama ini.
“Dipastikan bukan Bu Lili. Pak Dedi mempercayakan Pak Pulihono, wakil sekretaris di DPD Partai Golkar Jabar sebagai Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon,” kata politisi yang dikenal intens berhubungan dengan DPD Partai Golkar Jabar itu.
Ia menambahkan, beberapa pertimbangan diambil Dedi sebelum memutuskan menunjuk Pulihono menjadi Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon.
“Salahsatunya karena memang banyak laporan ke Jabar, termasuk dari kubu Pak H Yono (Suyono, red) bahwa Bu Lili tidak steril di sini. Dia ikut dalam salahsatu arus besar pertarungan musda,” katanya.
Sementara itu, salahsatu tim sukses Yono di Musda DPD Partai Golkar Kota Cirebon, Herawan Efendi mengakui, dirinya sudah mengetahui siapa yang ditunjuk Dedi menjadi Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon. Hanya saja, Efendi enggan membeberkan.
“Saya sudah tahu siapa yang jadi Plt ketua dan sekretarisnya sejak hari Rabu (pekan kemarin). Yang pasti bukan dari Cirebon. Bukan yang kemarin-kemarin datang ke Bandung tanyakan SK Plt ketua,” kata Efendi.
Terpisah, dinamika politik yang terjadi di Partai Golkar menyedot perhatian banyak pihak di luar partai yang identik dengan warna kuning itu. Salahsatunya pemerhati politik Cirebon, Sutan Aji Nugraha.
Ia menilai, dinamika Partai Golkar pascamusda semakin tak jelas arahnya. “Dinamikanya semakin tidak jelas,” kata dia.
Terkait batalnya Lili menjadi Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon, Aji sudah mengaku sudah memprediksi jauh-jauh hari. Menurutnya, langkah politik Lili sebagai salahsatu politisi senior, tidak mencerminkan senioritasnya.
“Strategi politiknya tidak sistematis dan canggih. Masih strategi era dulu. Seharusnya Lili bisa memainkan irama, bukan dengan memihak ke salahsatu kubu pada saat musda dan setelah itu dia menunjukkan hasratnya untuk jadi Plt ketua, tapi akhirnya gagal,” tuturnya.
Pria yang juga penulis buku Bunga Rampai Sang Ideolog itu menilai, batalnya Lili jadi Plt ketua didasari oleh sikap politiknya ketika di musda yang dianggap tidak netral, walau dia berstatus pengurus DPD Partai Golkar Jabar.
“Pak Dedi itu cerdas. Dia punya kepentingan untuk Pilgub Jabar dan tidak ingin Partai Golkar di daerah gaduh terus. Kalau Lili jadi Plt ketua, pastinya akan gaduh terus di Golkar Kota Cirebon. Makanya ditunjuklah orang yang netral. Saya kira itu tepat,” katanya. (jri)
KEJAKSAN – Teka teki rencana penunjukan Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon akhirnya terjawab.
Wakil Sekretaris Bidang Tani dan Nelayan DPD Partai Golkar Jawa Barat, Lili Eliyah SH MM yang semula diproyeksikan menjadi Plt ketua, dipastikan gagal.
Kabarnya, batalnya Lili diberi mandat itu karena derasnya penolakan dari banyak pihak di internal Beringin Kota Cirebon.
“DPD Partai Golkar Jabar sudah mengeluarkan kebijakan terkait Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon,” ungkap sumber Rakcer di internal Partai Golkar Kota Cirebon, Minggu (31/7). Ia meminta identitasnya tak dikorankan.
Lantas siapa yang ditunjuk Ketua DPD Partai Golkar Jabar, H Dedi Mulyadi SH untuk menjadi Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon? Kader Partai Golkar yang dikenal sebagai orang dekat mantan Ketua DPD Partai Golkar, Sunaryo HW itu menyebutkan, bukan Lili, sebagaimana digadang-gadang selama ini.
“Dipastikan bukan Bu Lili. Pak Dedi mempercayakan Pak Pulihono, wakil sekretaris di DPD Partai Golkar Jabar sebagai Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon,” kata politisi yang dikenal intens berhubungan dengan DPD Partai Golkar Jabar itu.
Ia menambahkan, beberapa pertimbangan diambil Dedi sebelum memutuskan menunjuk Pulihono menjadi Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon.
“Salahsatunya karena memang banyak laporan ke Jabar, termasuk dari kubu Pak H Yono (Suyono, red) bahwa Bu Lili tidak steril di sini. Dia ikut dalam salahsatu arus besar pertarungan musda,” katanya.
Sementara itu, salahsatu tim sukses Yono di Musda DPD Partai Golkar Kota Cirebon, Herawan Efendi mengakui, dirinya sudah mengetahui siapa yang ditunjuk Dedi menjadi Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon. Hanya saja, Efendi enggan membeberkan.
“Saya sudah tahu siapa yang jadi Plt ketua dan sekretarisnya sejak hari Rabu (pekan kemarin). Yang pasti bukan dari Cirebon. Bukan yang kemarin-kemarin datang ke Bandung tanyakan SK Plt ketua,” kata Efendi.
Terpisah, dinamika politik yang terjadi di Partai Golkar menyedot perhatian banyak pihak di luar partai yang identik dengan warna kuning itu. Salahsatunya pemerhati politik Cirebon, Sutan Aji Nugraha.
Ia menilai, dinamika Partai Golkar pascamusda semakin tak jelas arahnya. “Dinamikanya semakin tidak jelas,” kata dia.
Terkait batalnya Lili menjadi Plt ketua DPD Partai Golkar Kota Cirebon, Aji sudah mengaku sudah memprediksi jauh-jauh hari. Menurutnya, langkah politik Lili sebagai salahsatu politisi senior, tidak mencerminkan senioritasnya.
“Strategi politiknya tidak sistematis dan canggih. Masih strategi era dulu. Seharusnya Lili bisa memainkan irama, bukan dengan memihak ke salahsatu kubu pada saat musda dan setelah itu dia menunjukkan hasratnya untuk jadi Plt ketua, tapi akhirnya gagal,” tuturnya.
Pria yang juga penulis buku Bunga Rampai Sang Ideolog itu menilai, batalnya Lili jadi Plt ketua didasari oleh sikap politiknya ketika di musda yang dianggap tidak netral, walau dia berstatus pengurus DPD Partai Golkar Jabar.
“Pak Dedi itu cerdas. Dia punya kepentingan untuk Pilgub Jabar dan tidak ingin Partai Golkar di daerah gaduh terus. Kalau Lili jadi Plt ketua, pastinya akan gaduh terus di Golkar Kota Cirebon. Makanya ditunjuklah orang yang netral. Saya kira itu tepat,” katanya. (jri)