Saling Rangkul, Persiapkan Tenaga Kerja Handal dan Siap Pakai
LEMAHWUNGKUK – Meski diprediksi akan head to head atau berhadapan di Pemilihan Walikota (Pilwalkot) 2018 mendatang, Walikota Cirebon Drs Nasrudin Azis SH dan Bos Grage Group H Bamunas S Boediman justru tak menunjukkan aroma persaingan sengit.
Kedunya justru pamer keakraban di hadapan publik yang menghadiri acara Konfercab PCNU Kota Ciebon di Masjid Hijau Kompleks Grage City, kemarin.
Bamunas, walau banyak pihak memprediksi akan menjadi kompetitor serius bagi Azis di pilwalkot 2018 mendatang, justru saling “bergandengan tangan”.
Ia bersama Azis berkomitmen untuk bersama mengatas persoalan ketenagakerjaan. Grage Group dan Pemkot Cirebon berencana bekerjasama untuk menggelar pelatihan ketenagakerjaan.
“Melihat pesatnya laju pertumbuhan di sektor jasa, semisal hotel, maka para calon tenaga kerja harus diberikan peningkatan kemampuan sesuai kebutuhan. Insya Allah, kita bersama pemkot akan melakukan itu,” ungkap Bamunas.
Menurutnya, perlu kompetensi mumpuni bagi para calon tenaga kerja dalam kota. Untuk itu, sejalan dengan perkembangan pembangunan, misalnya hotel, maka perlu disiapkan calon tenaga kerja yang siap bekerja di bidang perhotelan.
“Jangan sampai warga kota hanya menjadi penonton. Perlu diberi peningkatan kemampuan di bidang perhotelan. Pada prinsipnya, harus sesuai kebutuhan, semisal yang dibutuhkan tenaga kerja untuk di hotel, tapi diberi pelatihannya kemampuan mengelas,” tuturnya.
Sampai sejauh ini, lanjut Bamunas, pihaknya masih menunggu tindaklanjut dari Pemkot Cirebon melalui Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) untuk pendataan masyarakat siap kerja atau calon tenaga kerja.
“Saya dan Pak Walikota akan bertemu untuk membicarakan itu lebih lanjut. Dari dinas terkait juga, harusnya melakukan pendataan terlebih dahulu, berapa warga yang siap kerja,” ujarnya.
Setelah itu, lanjut Bamunas memberi gambaran, bagi warga yang sudah siap menjadi tenaga kerja, bisa diberikan tanda semisal kartu untuk kemudian diberikan pelatihan. Setelah diberi pelatihan dan dinyatakan siap kerja, diberi lagi tanda atau kartu berbeda.
“Jadi nanti ketika ada investor mau membangun hotel atau pusat bisnis lainnya, pemkot tinggal menyodorkan calon tenaga kerja yang sudah siap. Dibuktikan dengan kartu yang dipegang calon tenaga kerja yang sudah ikut pelatihan. Kemudian, apabila jumlah calon tenaga kerja lebih banyak dari kuota yang dibutuhkan, tinggal diseleksi oleh perusahaan tersebut,” tuturnya.
Dari sisi regulasi, pria yang pernah menjadi calon walikota pada pilwalkot 2013 lalu itu menilai, dibutuhkan regulasi yang mengatur, bagi setiap investor berkewajiban menyerap tenaga kerja lokal dengan prosentasi tinggi, misalnya 80 persen dari jumlah kebutuhan tenaga kerja.
“Memang harus ada regulasi yang mengatur itu. Ketika investor atau pengusaha sudah bisa menunjukkan bukti ia telah menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 80 persen dari kebutuhan, barulah Pak Walikota mengizinkan,” katanya.
Namun demikian, Bamunas menegaskan, rencana pihaknya itu bukan bagian dari skema politik untuk mempersiapkan menghadapi pilwalkot 2018 mendatang. Ia menyatakan, upaya itu adalah salahsatu wujud komitmen dirinya untuk mendukung walikota dalam mewujudkan visi RAMAH (Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau) 2018.
“Tidak ada agenda politik. Kita sebagai warga Kota Cirebon sudah seharusnya saat ini mendukung Pak Walikota untuk mewujudkan visi RAMAH. Saya dengan Pak Walikota sangat baik hubungannya, saling mendukung,” katanya.
Sebelumnya, Walikota Azis mengakui akan menjajaki kerjasama untuk melaksanakan pelatihan ketenagakerjaan, khususnya di bidang jasa.
Langkah strategis itu diambil, untuk meningkatkan kompetensi calon tenaga kerja di Kota Cirebon.
Terlebih, banyak hotel bertumbuhan, sehingga kebutuhan tenaga kerja di sektor jasa juga tergolong tinggi.
“Kita akan mengadakan pelatihan-pelatihan yang bekerjasama dengan Pak Bamunas sebagai pemilik Grage Group. Beliau berkeinginan kerjasama dengan pemkot melalui Dinsosnakertrans untuk ikut bagaimana meningkatkan kompetensi tenaga kerja di Kota Cirebon,” ungkap Azis, ditemui di Kebonbaru Kecamatan Kejaksan, belum lama ini.
Ia menambahkan, banyaknya hotel maupun pusat bisnis lainnya yang bertumbuhan di Kota Cirebon harus diimbangi dengan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Setidaknya, Kota Cirebon harus memiliki calon tenaga kerja yang memiliki kompetensi mumpuni.
“Karena Kota Cirebon identik perekonomiannya di bidang dagang dan jasa. Maka arahnya, melatih para calon tenaga kerja untuk terampil bekerja di bidang jasa, semisal perhotelan,” kata politisi Partai Demokrat itu.
Bahkan, diakui Azis, untuk memprioritaskan warga kota dalam mendapatkan kesempatan bekerja di dalam kota, pihaknya selalu mewanti-wanti agar para investor atau pengusaha bisa memprioritaskan warga kota.
“Saya di dalam menandatangani izin prinsip suatu pusat bisnis, selalu bertemu dengan para pengusahanya. Saat itulah, saya menitipkan agar pengusaha itu memperbanyak tenaga kerja yang diambil dari warga kota,” katanya. (jri)
LEMAHWUNGKUK – Meski diprediksi akan head to head atau berhadapan di Pemilihan Walikota (Pilwalkot) 2018 mendatang, Walikota Cirebon Drs Nasrudin Azis SH dan Bos Grage Group H Bamunas S Boediman justru tak menunjukkan aroma persaingan sengit.
Kedunya justru pamer keakraban di hadapan publik yang menghadiri acara Konfercab PCNU Kota Ciebon di Masjid Hijau Kompleks Grage City, kemarin.
Bamunas, walau banyak pihak memprediksi akan menjadi kompetitor serius bagi Azis di pilwalkot 2018 mendatang, justru saling “bergandengan tangan”.
Ia bersama Azis berkomitmen untuk bersama mengatas persoalan ketenagakerjaan. Grage Group dan Pemkot Cirebon berencana bekerjasama untuk menggelar pelatihan ketenagakerjaan.
“Melihat pesatnya laju pertumbuhan di sektor jasa, semisal hotel, maka para calon tenaga kerja harus diberikan peningkatan kemampuan sesuai kebutuhan. Insya Allah, kita bersama pemkot akan melakukan itu,” ungkap Bamunas.
Menurutnya, perlu kompetensi mumpuni bagi para calon tenaga kerja dalam kota. Untuk itu, sejalan dengan perkembangan pembangunan, misalnya hotel, maka perlu disiapkan calon tenaga kerja yang siap bekerja di bidang perhotelan.
“Jangan sampai warga kota hanya menjadi penonton. Perlu diberi peningkatan kemampuan di bidang perhotelan. Pada prinsipnya, harus sesuai kebutuhan, semisal yang dibutuhkan tenaga kerja untuk di hotel, tapi diberi pelatihannya kemampuan mengelas,” tuturnya.
Sampai sejauh ini, lanjut Bamunas, pihaknya masih menunggu tindaklanjut dari Pemkot Cirebon melalui Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) untuk pendataan masyarakat siap kerja atau calon tenaga kerja.
“Saya dan Pak Walikota akan bertemu untuk membicarakan itu lebih lanjut. Dari dinas terkait juga, harusnya melakukan pendataan terlebih dahulu, berapa warga yang siap kerja,” ujarnya.
Setelah itu, lanjut Bamunas memberi gambaran, bagi warga yang sudah siap menjadi tenaga kerja, bisa diberikan tanda semisal kartu untuk kemudian diberikan pelatihan. Setelah diberi pelatihan dan dinyatakan siap kerja, diberi lagi tanda atau kartu berbeda.
“Jadi nanti ketika ada investor mau membangun hotel atau pusat bisnis lainnya, pemkot tinggal menyodorkan calon tenaga kerja yang sudah siap. Dibuktikan dengan kartu yang dipegang calon tenaga kerja yang sudah ikut pelatihan. Kemudian, apabila jumlah calon tenaga kerja lebih banyak dari kuota yang dibutuhkan, tinggal diseleksi oleh perusahaan tersebut,” tuturnya.
Dari sisi regulasi, pria yang pernah menjadi calon walikota pada pilwalkot 2013 lalu itu menilai, dibutuhkan regulasi yang mengatur, bagi setiap investor berkewajiban menyerap tenaga kerja lokal dengan prosentasi tinggi, misalnya 80 persen dari jumlah kebutuhan tenaga kerja.
“Memang harus ada regulasi yang mengatur itu. Ketika investor atau pengusaha sudah bisa menunjukkan bukti ia telah menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 80 persen dari kebutuhan, barulah Pak Walikota mengizinkan,” katanya.
Namun demikian, Bamunas menegaskan, rencana pihaknya itu bukan bagian dari skema politik untuk mempersiapkan menghadapi pilwalkot 2018 mendatang. Ia menyatakan, upaya itu adalah salahsatu wujud komitmen dirinya untuk mendukung walikota dalam mewujudkan visi RAMAH (Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau) 2018.
“Tidak ada agenda politik. Kita sebagai warga Kota Cirebon sudah seharusnya saat ini mendukung Pak Walikota untuk mewujudkan visi RAMAH. Saya dengan Pak Walikota sangat baik hubungannya, saling mendukung,” katanya.
Sebelumnya, Walikota Azis mengakui akan menjajaki kerjasama untuk melaksanakan pelatihan ketenagakerjaan, khususnya di bidang jasa.
Langkah strategis itu diambil, untuk meningkatkan kompetensi calon tenaga kerja di Kota Cirebon.
Terlebih, banyak hotel bertumbuhan, sehingga kebutuhan tenaga kerja di sektor jasa juga tergolong tinggi.
“Kita akan mengadakan pelatihan-pelatihan yang bekerjasama dengan Pak Bamunas sebagai pemilik Grage Group. Beliau berkeinginan kerjasama dengan pemkot melalui Dinsosnakertrans untuk ikut bagaimana meningkatkan kompetensi tenaga kerja di Kota Cirebon,” ungkap Azis, ditemui di Kebonbaru Kecamatan Kejaksan, belum lama ini.
Ia menambahkan, banyaknya hotel maupun pusat bisnis lainnya yang bertumbuhan di Kota Cirebon harus diimbangi dengan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Setidaknya, Kota Cirebon harus memiliki calon tenaga kerja yang memiliki kompetensi mumpuni.
“Karena Kota Cirebon identik perekonomiannya di bidang dagang dan jasa. Maka arahnya, melatih para calon tenaga kerja untuk terampil bekerja di bidang jasa, semisal perhotelan,” kata politisi Partai Demokrat itu.
Bahkan, diakui Azis, untuk memprioritaskan warga kota dalam mendapatkan kesempatan bekerja di dalam kota, pihaknya selalu mewanti-wanti agar para investor atau pengusaha bisa memprioritaskan warga kota.
“Saya di dalam menandatangani izin prinsip suatu pusat bisnis, selalu bertemu dengan para pengusahanya. Saat itulah, saya menitipkan agar pengusaha itu memperbanyak tenaga kerja yang diambil dari warga kota,” katanya. (jri)