Jelang Pleno PBNU 9–10 Desember, KH Imam Jazuli: Ini Saatnya Islah Total, Stop Konflik Internal!

Jelang Pleno PBNU 9–10 Desember, KH Imam Jazuli: Ini Saatnya Islah Total, Stop Konflik Internal!

SERUKAN. Menjelang Pleno PBNU Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, KH Imam Jazuli Lc MA meyerukan stop konflik internal. FOTO : DOC/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.DISWAY.ID – Menjelang rencana digelarnya Pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada 9–10 Desember 2025, muncul seruan kuat agar seluruh pihak menyambut forum tersebut dengan hati lapang dan semangat ukhuwah nahdliyah.

Seruan itu disampaikan langsung Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon, KH Imam Jazuli LC MA, Selasa 9 Desember 2025.

KH Imam Jazuli menilai, pleno kali ini merupakan momentum krusial untuk meredam gejolak internal sekaligus menata kembali organisasi sesuai khittah serta AD/ART.

BACA JUGA:PKS Cirebon Mantapkan Arah ke Depan Lewat Rakerda Berbudaya

Menurutnya, pleno bukan sekadar agenda rutin, tetapi wujud ketaatan konstitusional PBNU dalam mencari solusi atas dinamika yang berkembang di tubuh organisasi.

“Ini adalah ikhtiar kolektif untuk mencari jalan terbaik melalui musyawarah mufakat, sebagaimana tradisi luhur NU,” ujarnya.

Salah satu agenda paling strategis dalam pleno tersebut adalah penetapan Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU. KH Imam Jazuli menegaskan perbedaan pandangan yang muncul sebelum pleno adalah hal wajar dalam kultur demokrasi pesantren.

Karena itu, ia menilai konsep islah konstitusional menjadi jalan tengah paling relevan untuk meredakan ketegangan.

“Islah konstitusional berarti menyelesaikan persoalan melalui mekanisme internal yang sah, menghormati AD/ART, dan mengedepankan persatuan. Ini bukan soal menang atau kalah,” tegasnya.

Ia berharap proses pleno berjalan aman, teduh, dan tidak menimbulkan perpecahan. Kepada Rais Aam, jajaran Syuriah, serta Pj Ketua Umum yang akan ditetapkan, KH Imam Jazuli mengimbau agar menunjukkan sikap kenegarawanan. Merangkul semua pihak, termasuk kelompok yang selama ini berseberangan.

“Tidak perlu ada pemecatan yang kontraproduktif. Jika diperlukan, cukup lakukan reposisi struktural secara bijak dan adil sebagai bagian dari rekonsiliasi,” katanya.

Mengenai mandat Pj Ketua Umum, ia menekankan pentingnya menjaga stabilitas internal, bersikap netral, serta mempersiapkan seluruh kebutuhan menjelang muktamar, baik muktamar percepatan maupun muktamar luar biasa.

BACA JUGA:Pleno, Momen Krusial untuk Islah dan Menata Kembali Bahtera Organisasi

“Pj harus mampu merangkul seluruh faksi agar tidak terjadi perpecahan yang dapat mengganggu jalannya muktamar. Ini kunci masa transisi menuju kepemimpinan definitif,” tutur KH Imam Jazuli.

Pengurus PBNU periode 2010-2015 itu pun menutup pernyataannya dengan mengajak seluruh pihak untuk mengedepankan adab, kelapangan hati, dan semangat menjaga kemaslahatan organisasi.

“Semoga pleno ini menjadi jalan islah yang merangkul semua elemen tanpa terkecuali,” pungkasnya. (zen)

Sumber: