Kusdono Rastika, Maestro Lukisan Kaca yang Lumpuh Akibat Kecelakaan

Kusdono Rastika, Maestro Lukisan Kaca yang Lumpuh Akibat Kecelakaan

MELUKIS. Kusdono Rastika menunjukan karya lukis kaca berupa Semar pesanan kolektor langganannya. FOTO: SUWANDI/RAKYAT CIREBON--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON - Meski hanya duduk di kursi roda, Kusdono Rastika mampu menciptakan karya seni lukis kaca yang diakui mancanegara. Keterampilan Kusdono mengoleskan cat akrilik ke lempengan kaca didapatnya dari sang ayah, Rastika, yang dikenal sebagai maestro lukis kaca.

Nama lengkapnya Kusdono. Sedari muda, pria asal Gegesik, Kabupaten Cirebon memang gemar melukis. Setiap hari, Kusdono muda menemani ayahnya melukis. Minatnya membulat pasca kecelakaan pada tahun 1995 yang membuatnya mengalami kelumpuhan kaki.

Saat itu, Kusdono meningkatkan keterampilan tangannya bermain warna. Satu demi satu karya lukis kaca Kusdono disukai kolektor lukisan. Lambat laun, nama Kusdono mulai dikenal. Kini, dia menyematkan nama ayahnya di belakang namanya. Jadilan Kusdono Rastika.

Kusdono menjelaskan, sebelum memutuskan fokus di lukis kaca, segala jenis media lukis pernah dicobanya. Mulai dari kanvas hingga kertas. Namun, belum banyak pelukis yang menjadikan kaca sebagai spesialisasinya. Kusdono pun mengisi kekosongan tersebut.

"Bisa jadi ini keterampilan turunan dari orang tua, karena hobi menggambar," ujar Kusdono, bercerita awal mula dia terjun menjadi pelukis kaca, kemarin.

 

Kusdono melanjutkan, dia melukis segala jenis objek. Mulai dari pemandangan, hewan, hingga kaligrafi. Namun yang menjadi spesialisasinya ialah melukis objek tokoh pewayangan. Banyak dari kolektor lukisan memesan tokoh Semar.

"Lukisan wayang kita harus bisa menceritakan kisahnya. Itu yang tergambar pada lukisan. Kalau lukisan biasa hanya natural," jelas dia.

Dia mengatakan, satu lukisan kaca berukuran 40x30 cm dapat dikerjakan sehari. Sedangkan lukisan dengan ukuran lebih besar memakan waktu lebih lama. Itu pun tergantung detil dan kerumitan objek.

Kiprahnya sebagai pelukis kaca diakui mancanegara. Tak sedikit pesanan lukisan datang dari luar negeri. Baik dari kedutaan RI maupun kolektor lukisan negara asal.

Meski mendapatkan penghasilan dari seni yang dibidanginya, bagi Kusdono melukis tak melulu soal profesi. Lebih dari itu, lewat lukisan dia mampu melanjutkan kiprah sang ayah di bidang seni.

Kusdono mendapatkan penghasilan mulai Rp500 ribu sampai belasan juta dari per satu lukisan karyanya. "Karena nanti punya istri pesan kerja itu jangan lama. Pernah ada pesanan 3 lukisan dalam semalam," kata dia.

Kiprah Kusdono sebagai pelukis juga diakui misalnya bisa mendapatkan Penghargaan Mama Erik Nur sebagai maestro lukisan kaca termuda. (wan)

Sumber: