Penyakit Mulut dan Kuku Meningkat

Penyakit Mulut dan Kuku Meningkat

BAJU HAZMAT. Petugas Puskeswan Kuningan mengenakan baju hazmat melakukan pemeriksaan kesehatan mulut sapi ternak di Kelurahan Cijoho dalam sidak antisipasi PMK bersama pejabat Muspika Kuningan, kemarin.--

RAKYATCIREBON.ID, KUNINGAN - Jumlah sapi ternak di Kabupaten Kuningan yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) terus bertambah. Data terkini Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakan) Kabupaten Kuningan menyebutkan jumlahnya sudah mencapai 92 ekor yang tersebar di dua kecamatan yakni Kuningan dan Cigugur.

Kepala UPTD Puskeswan Kuningan Jhon Nais mengungkapkan hal tersebut usai melakukan kegiatan sidak ke sejumlah peternakan sapi di wilayah Kecamatan Kuningan bersama pejabat Muspika Kuningan, Selasa (24/5). Disebutkan, jumlah sapi yang terpapar tersebut berasal dari Blok Cigeureung, Kelurahan Cipari sebanyak 86 ekor ditambah temuan terbaru dari salah satu kandang di Kelurahan Cijoho, Kecamatan Kuningan, sebanyak enam ekor.

"Yang terbanyak masih dari Blok Cigeureung sebanyak 86 ekor atau ada penambahan dari sebelumnya sebanyak 33 ekor, kemudian hari ini kita temukan enam kasus baru di daerah Cijoho Landeuh sebanyak enam ekor. Jadi total ada 92 ekor sapi yang mengalami gejala klinis PMK, yaitu mulut mengeluarkan air liur dan di lidah dan gusi melepuh seperti sariawan," ungkap Jhon, kemarin. 

Jhon mengungkapkan, penyebaran wabah PMK memang terbilang cepat karena penularannya bisa lewat udara bahkan lewat perantara manusia. Terlebih yang terjadi di Blok Cigeureung, dimana kondisi peternakan sapi di sana terbilang sangat rapat dan padat.

"Oleh karena itu, untuk penanganannya diusahakan untuk dilakukan karantina terhadap sapi yang sudah terpapar agar jangan berkontak dengan sapi ternak yang masih sehat. Termasuk peternaknya juga jangan sampai melakukan kunjungan ke ternak lain. Kebersihan kandang juga harus diperhatikan, bersihkan rutin setiap pagi dan sore ditambah penyemprotan disinfektan," ungkap Jhon.

Terhadap sapi-sapi yang kini mengalami gejala klinis PMK, lanjut Jhon, kini tengah dilakukan upaya pengobatan dengan memberikan vitamin dan antibiotik. Kabar baiknya, kata dia, sebagian besar sapi-sapi yang terindikasi terpapar PMK tersebut kondisinya masih sehat dan kemungkinan untuk sembuh masih cukup besar.

"Mudah-mudahan masih bisa disembuhkan sehingga bisa meminimalisir kerugian. Yang terpenting kesadaran dari para pemilik ternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang, memberikan vitamin dan makanan bernutrisi tinggi dan penyemprotan disinfektan. Mudah-mudahan sapi-sapi tersebut bisa segera sembuh dan wabah ini bisa segera berakhir," ujar Jhon.

Sementara itu Camat Kuningan Didin Bahrudin mengatakan, kegiatan sidak bersama petugas Puskeswan didampingi Kapolsek dan Danramil tersebut sebagai salah satu upaya pihaknya mencegah wabah PMK agar tidak semakin meluas khususnya di Kecamatan Kuningan. Dengan adanya temuan enam ekor sapi terpapar PMK tersebut, kata dia, akan menjadi bahan informasi penting untuk ditindaklanjuti menyusun strategi mengantisipasi wabah tersebut tidak semakin menyebar.

"Kami secepatnya akan mengumpulkan para peternak dan pengusaha sapi di Kecamatan Kuningan, untuk berkoordinasi dan komunikasi terkait wabah PMK ini. Termasuk mengundang para lurah berikut Kaur Ekbang untuk menghimpun data dan informasi tentang jumlah peternak dan populasi sapi ternak di Kecamatan Kuningan, kita akan susun strategi bagaimana agar wabah ini tidak semakin meluas," ujar Didin. (fik)

 

 

 

Sumber: