PMK Meluas, Peternak Akhirnya Pilih Sapi Lokal

PMK Meluas, Peternak Akhirnya Pilih Sapi Lokal

PEMERIKSAAN. Petugas dari Dinas Ketahanan Pangan, Petanian dan Perikanan menerjunkan dokter hewan untuk memeriksa kesehatan hewan sekaligus memberikan obat cacing dan vitamin di Kandang Tetap Indah milik H Abdul Hamid, Selasa (24/5). FOTO : SUWANDI/RAKY--

RAKYATCIREBON.ID, CIREBON -  Penyakit mulut dan kuku (PMK) saat ini tengah mewabah di Indonesia. Penyakit ini banyak menyerang hewan ternak dari mulai sapi, kerbau hingga domba atau kambing. PMK tergolong penyakit akut yang penyebarannya melalui infeksi virus dan mudah menular.

Sejumlah peternak di Kota Cirebon pun dibuat hawatir. Salah satunya H Abdul Hamid, Pemilik Kandang Sapi Tetap Indah di Kelurahan Kalijaga, Harjamukti. Guna menghindarkan sapinya terinfeksi PMK, Hamid memilih membesarkan sapi lokal.

Menurut Hamid, PMK lebih rawan menjangkit sapi impor. Seperti limosin. "Alhamdulillah di sini sehat semua. Nggak ada yang sakit. Karena semuanya jenis lokal atau peranakan. Bukan sapi luar," jelas Hamid.

Kandang milik Hamid dihuni 70an ekor sapi. Semuanya jantan. Sebagian besar dibesarkan untuk kebutuhan sapi kurban. Namun mewabahnya PMK membuatnya cemas. Hamid berharap, wabah tersebut dapat segera ditangani. Sehingga saat pelaksanaan qurban tak membuat orang takut konsumsi daging sapi.

Hamid menjelaskan, hingga saat ini ramainya perbincangan mengenai PMK belum berpengaruh pada harga sapi dari kandangnya. Hamid menjual sapi di kisaran harga mulai Rp18 jutaan. Harga itu, diakuinya relatif stabil jika dibanding harga di tahun sebelumnya.

"Harga stabil. Bahkan kalau pasar tutup nggak jualan daging sapi, malah bisa lebih mahal. Karena orang pada beli langsung di kandang," kata Hamid.

Sementara itu, Subkor Peternakan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan, Kukuh Gunatama mengatakan, populasi sapi di Kota Cirebon ada 365 ekor yang tersebar di beberapa kandang. Diakui Kukuh, semua sapi dalam keadaan sehat.

Namun demikian, pihaknya tetap memantau agar sampai pelaksanaan qurban kondisi sapi tetap sehat. Upaya yang dilakukan antara lain memberikan layanan pemeriksaan kesehatan hewan milik peternak. Kemudian melarang masuknya sapi dari daerah wabah ke Kota Cirebon.

"Kami memberikan obat cacing dan vitamin untuk sapi-sapi yang ada di Kota Cirebon sekaligus memantau kesehatannya," kata Kukuh.

drh Tyas Noormalasari dan drh Aurum Wanda Dewana diterjunkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sapi. Dalam penjelasannya, drh Tyas mengabarkan, belum ada temuan sapi sakit di Kota Cirebon.

Dia menyampaikan, antisipasi sebaran PMK tetap dilakukan.  Mengingat PMK adalah penyakit infeksi virus (family Picornaviridae) yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap atau belah (cloven-hoofed). Nama lain penyakit ini antara lain aphthae epizootica (AE), foot and mouth disease (FMD).  Namun tak menular ke manusia. (wan)

Sumber: