Harga Cabe di Kisaran Rp100 Ribu
STABIL. Harga berbagai jenis cabe di pasar tradisional di wilayah Majalengka masih tinggi, berkisar di angka Rp100.000.--
RAKYATCIREBON.ID, MAJALENGKA – Harga cabe merah dan cabe keriting serta cabe hijau di pasaran sampai awal Agustus tahun 2022 masih belum menunjukkan tanda segera turun. Bahkan harganya semakin pedas saja, dimana harga cabe merah saat ini dibanderol Rp100 ribu per kilogram.
Tingginya harga cabe merah maupun jenis cabe lainnya termasuk cabe rawit, kembali dikeluhkan masyarakat. Mengingat cabe merupakan salah satu jenis bumbu dapur yang banyak digunakan masyarakat.
Keluhan serupa juga dilontarkan para pedagang makanan, terutama para pedagang tahu Sumedang yang harus gigit jari akibat mahalnya harga cebe rawit. Bahkan beberapa pedagang tahu mengaku terpaksa tidak menyediakan cabe akibat masih tingginya harga jenis bumbu tersebut.
Salah satunya seperti yang diungkapkan Maman (45) pedagang tahu Sumedang yang biasa berkeliling di sekitar Jl Emen Slamet dan Siti Armilah kelurahan Majalengka Kulon. Sudah hampir satu pekan lebih, dirinya terpaksa tidak menyediakan cabe saat ada pembeli. Padahal cabe rawit kata dia merupakan bahan yang wajib diberikan kepada pelanggan yang membeli tahu.
“Maaf mas cabenya tidak ada, soalnya harganya masih mahal jadi terpaksa tahunya tidak dikasih cabe ya,” ucapnya kepada salah seorang pembeli, Kamis (4/8).
Sementara itu sejumlah pedagang lainnya, mulai menyiasati mahalnya harga cabe merah dan cabe rawit dengan menggunakan jenis cabe setan (istilah, red). Yakni jenis cabe impor yang memiliki tingkat kepedasan cukup tinggi. Hal itu seperti yang dilakuan Dede (30) pengusaha makanan asal Sindangwangi.
Menurut dia, pihaknya terpaksa mengganti cabe merah atau cabe rawit dengan cabe setan agar bisa menekan angka kerugian. Sebab dengan jenis cabe itu tingkat kepedasannya 1 berbanding 10.
Artinya jika dalam satu adonan makanan perlu 10 cabe merah atau cabe rawit, maka hanya cukup diganti dengan satu buah cabe jenis tersebut.
“Untuk menutupi kebutuhan bumbu cabe merah atau cabe rawit, untuk sementara kami menggunakan jenis cabe setan atau dengan bubuk cabe kemasan,” ucapnya.
Hal serupa juga dilakukan Kamila, pedagang nasi yang mangkal di sekitar pasar Cigasong. Dia mengaku terpaksa beralih menggunakan bumbu siap saji seperti bon cabe untuk cita rasa pedas dan lainnya untuk menekan angka pengeluaran.
“Kalau dipaksakan menggunakan cabe merah bias rugi mas, soalnya harganya sangat mahal sekali,” terangnya.
Sementara itu Nana Suryana salah seorang pedagang sayuran di Pasar Cigasong mengatakan, mahalnya harga cabe disebabkan dari distributor harganya memang sudah tinggi, berkisar antara Rp90 hingga Rp95 ribu per kilogram.
“Ya mau bagaimana mas, orang dari sananya (distributornya red) harganya juga sudah tinggi,” pungkasnya. (pai)
Sumber: